Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 9 Tahun Terseret Arus Kali Bintaro, Tim SAR Perluas Area Pencarian

Kompas.com - 22/02/2021, 14:16 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tim SAR Gabungan memperluas area pencarian bocah 9 tahun yang hilang terseret arus Kali Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu (21/2/2021).

Kepala Kantor SAR Jakarta Hendra Sudirman menjelaskan, hingga Senin (22/2/2021), pencarian bocah bernama Farhan itu dilakukan dengan membagi tim ke tiga lokasi berbeda.

"SRU pertama menyisir dengan perahu karet hingga sejauh 6 kilometer dari lokasi kejadian. Yang kedua memantau melalui jalur darat dari lokasi kejadian hingga 3 kilometer," ujar Hendra dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.

Baca juga: Kisah Kapolsek Cilandak Gendong Seorang Nenek Korban Banjir...

Selain itu, lanjut Hendra, proses pencarian juga dilakukan dengan penyelaman menggunakan peralatan lengkap di lokasi kejadian hingga radius hingga 10 meter.

"Kami kerahkan tim rescue dengan peralatan SAR air lengkap dan melakukan pencarian terhadap korban," ungkapnya.

Hendra sebelumnya hilang tenggelam saat berenang di Kali Riverpark Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Kasatreskrim Polsek Pondok Aren AKP Sumiran mengatakan, bocah tersebut diduga terseret arus kali saat berenang bersama teman-temannya pada Minggu siang.

"Iya di Kali Riverpark (Bintaro). Kejadian kemarin sekitar pukul 13.00 WIB," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Bocah 9 Tahun Terseret Arus Kali Bintaro, Pencarian Masih Dilakukan

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Satpol PP Tangerang Selatan Sapta Mulyana, korban bermain bersama satu temannya di kali tersebut.

Namun, keduanya diduga tidak bisa berenang sehingga terseret arus Kali Bintaro yang cukup deras.

"Indikasinya mencoba bermain di air. Aliran kali di sekitar Riverpark kan cukup deras sekarang," ungkapnya.

Sapta mengatakan, satu orang di antaranya berhasil diselamatkan oleh warga sekitar bersama pengendara yang melintas. Sementara Farhan tenggelam dan belum ditemukan keberadaanya.

"Satu ketolong, ditarik pakai pelepah kelapa. Nah pas yang satu ini ditarik, yang satu (Farhan) kemudian enggak kelihatan lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com