Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Komandan Paspampres: Polisi Perlu Tindak Keras Pengendara Motor yang Terobos Ring 1

Kompas.com - 01/03/2021, 15:13 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Letjen Purn Nono Sampono mengatakan, polisi perlu menindak tegas pengendara motor yang terobos kawasan Ring 1 di sekitar Istana Presiden, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Tak hanya pengendara motor yang terobos ring 1, Nono menjelaskan, polisi juga wajib mengamankan balapan liar di jalanan terutama di ruas vital seperti area Istana Presiden.

"Saya minta aparat kepolisian harus tegas (menindak penerobos ring 1 dan menertibkan balapan liar," kata Nono dalam wawancara di Kompas TV, Minggu (28/2/2021).

Baca juga: Pengendara Moge Terobos Ring 1: Kami Minta Maaf ke Paspampres dan Seluruh Masyarakat

"Saya rasa masyarakat juga sudah terganggu dengan balapan liar. Seharusnya mereka balapan di sirkuit, jangan di jalan umum. Nanti bisa mencelakakan masyarakat," lanjutnya.

Nono menceritakan kisahnya ketika harus mengawal Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri saat demonstrasi terjadi.

"Pengalaman pribadi saya dulu saat pernah mengawal Wakil Presiden Megawati, tahu-tahu di pagar sudah ada demo. Saya panggil itu Kapolres Metro Jakarta Pusat: 'Bagaimana Anda mengamankan VVIP kalau demo sudah sampai di pagarnya Wakil Presiden?'," ceritanya.

Menurut Nono, ketegasan penindakan kepada pengendara motor di sekitar ring 1 perlu polisi lakukan sehingga pihak Paspampres tidak perlu turun tangan.

Sebab, lanjutnya, cara Paspampres menangani pelanggaran di sekitar ring 1 berbeda dengan polisi mengingat ada keselamatan seorang kepala negara yang perlu dijaga.

"Paspampres jangan diperhadapkan dengan kasus seperti ini karena bahasa (penanganan) berbeda sekali. (Penerobos ring 1 bagi Paspampres) sifatnya sudah mengusik dan mengancam, maka ada tindakan yang keras," tegasnya.

"Paspampres tidak bisa melakukan tindakan yang kita bayangkan seperti polisi lalu lintas mau tilang pelanggar lalu lintas: 'Selamat pagi, Pak. Selamat siang, Mohon maaf.' Tidak bisa," paparnya.

Saking tegas, menurut Nono, penerobos ring 1 baru-baru ini bisa saja ditembak di tempat oleh Paspampres.

"Prosedurnya sudah dilakukan. Menurut saya, tindakan (Paspampres) itu seharusnya bisa lebih keras. Ini baru pengendara sepeda motor besar. Kalau dia membawa senjata dengan tujuan tertentu atau bom. Bagaimana lah? Bahasanya, bisa ditembak," jelasnya.

Oleh karena itu, Nono mendukung pihak kepolisian yang tetap mengusut kasus ini meski pelaku telah meminta maaf.

"Ya. Karena bagaimanapun juga, dia (pelaku) menggunakan medsos, hp, dia rekam dan terpantau oleh petugas dan polisi. Saya kira dia akan berhadapan dengan ketentuan yang dilanggarnya," ujar Nono.

Baca juga: Fakta Pengendara Moge yang Dilumpuhkan Paspampres, Terobos Kawasan Ring 1 hingga Dianggap Ancaman

Menurutnya, bila tidak diusut, potensi kejadian yang sama terulang lagi di masa mendatang pun terbuka lantaran tidak ada efek jera.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com