BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berharap, sedikitnya 5.000 warganya penyintas Covid-19 bersedia jadi donor plasma konvalesen untuk bantu meningkatkan harapan hidup para pasien Covid-19 di wilayahnya.
Berdasarkan situs resmi Pemerintah Kota Bekasi, sudah 33.227 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
"Artinya, kalau mau, minimal 5.000 saja (pendonor plasma konvalesen). Kita punya datanya, tinggal bagaimana mereke (penyintas Covid-19), mau atau tidak menyumbangkan sesuatu yang sangat dibutuhkan," kata pria yang akrab disapa Pepen itu kepada wartawan, Senin (1/3/2021).
Baca juga: PMI Buka Call Center untuk Masyarakat yang Butuh Plasma Konvalesen
Saat ini, ia baru mengerahkan ratusan tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid untuk mendonasikan plasma konvalesen di PMI Kota Bekasi.
Namun, kebutuhan plasma konvalesen akan terus ada selama pandemi Covid-19 belum mereda.
Terdekat, setelah para tenaga kesehatan, sejumlah ASN di Kota Bekasi yang pernah terinfeksi Covid-19 akan diminta hal serupa, dimulai dari dinas kesehatan.
"Sekarang baru nakes dari RSUD, nanti juga ada dari dinkes (dinas kesehatan), bagaimana kita minta kesediaan pendonor dari jumlah kumulatif terpapar Covid-19 di Kota Bekasi," jelas Pepen.
Setelahnya, Pemerintah Kota Bekasi berencana mengundang satu per satu para penyintas Covid-19 agar bersedia mendonasikan plasma konvalesen.
"Melalui database kita, kalau perlu, kita buatkan surat satu per satu, kesediaannya agar mau datang ke PMI donor plasma," tutupnya.
Baca juga: Donor Plasma Konvalesen, Doni Monardo: Tidak Menyeramkan
Apa itu plasma Kovalesen?
Diberitakan Kompas.com pada 5 Januari 2021, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengungkapkan, plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai sebuah metode terapi.
Menurut dia, terapi ini berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi akan membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh.
Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.
Dari kondisi itu, para tenaga kesehatan (nakes) berusaha membantu, jika ada orang yang terinfeksi, sedangkan orang tersebut belum memiliki antibodi.
Para nakes akan membantu dengan cara memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi.
Baca juga: Siapa yang Boleh Donor Terapi Plasma Konvalesen? Ini Syarat Lengkapnya
Sementara itu, untuk Covid-19, Tonang menjelaskan, acuannya adalah penyintas penyakit tersebut diharapkan sudah membentuk antibodi.
Plasma penyintas Covid-19 itu kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus SARS-CoV-2, dengan harapan antibodi tersebut mampu melawan infeksi yang sedang berjalan.
Secara sederhana, terapi plasma konvalesendapat dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang tengah mengalami infeksi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.