Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Kampung Pulo Saat Banjir, Pernah Terperosok hingga Menyusui di Atas Lemari

Kompas.com - 03/03/2021, 20:03 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Zubaedah (45) bisa disebut telah bersahabat dengan banjir yang kerap merendam rumahnya di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Bagaimana tidak, sejak masih berusia 20 tahun, ibu tiga anak asal Lampung itu sudah merasakan bagaimana rumah dan tubuhnya terendam air.

Saat ditemui Kompas.com, Rabu (3/3/2021), Zubaedah yang tengah duduk di bangku kayu panjang depan rumahnya bercerita, banjir kerap terjadi hampir setiap tahunnya.

Kala banjir, ketinggian air yang merendam kawasan rumah Zubaedah berbeda-beda.

Yang paling parah pernah terjadi pada 2007 lalu. Musibah ini disebut Zubaedah sebagai banjir lima tahunan. Ketinggian air saat itu mencapai lantai dua rumahnya.

Baca juga: Kampung Pulo Banjir, Anak-anak Main Air, Warga Bersihkan Rumah

Zubaedah pernah mengalami peristiwa tak enak sepanjang banjir terjadi, seperti terperosok dari atap rumah tetangga saat sedang menunggu dievakuasi.

"Pernah jeblos dari atas asbes rumah kakak suami di belakang rumah saya. Saat itu saya lagi hamil. Saya pegal, selonjoran aja, pas berdiri jeblos kaki saya," kata Zubaedah mengingat pengalamanya.

Aksi heroik juga pernah dilakukan Zubaedah untuk menyelamatkan diri dari banjir seperti bertahan di atas lemari kamar sambil menyusui.

Zubaedah melakukan cara itu karena telah terkepung banjir dengan air yang terus meninggi.

"Pertama saya di kasur, air naik sampai kasur. Kemudian saya tambahin bangku di atas kasur, air naik. Akhirnya saya di atas lemari sambil menyusui," kata Zubaedah.

Kini, Zubaedah yang merasakan banjir sekitar 25 tahun seolah telah bersahabat dengan luapan air dari Kali Ciliwung.

Baca juga: Lurah Kampung Melayu Desak Normalisasi Kali Ciliwung Segera Dilanjutkan

Satu alasan Zubaedah yang tidak pernah ingin mengungsi, termasuk banjir pada awal 2020 karena tak ingin merepotkan orang lain.

"Saya tidak bisa namanya banjir mengungsi di pengungsian atau di rumah orang. Kita makan, tidak berbagi tidak enak. Mau bagi ya tidak ada. Mending saya pulang ke rumah orangtua di Lampung," katanya.

Kini, Zubaedah hanya bisa pasrah di tengah bayang-bayang banjir yang bisa terjadi kapan saja.

Normalisasi Kali Ciliwung yang dilakukan oleh Gubernur DKI sejak 2015 hingga 2017 hanya tak dapat mengatasi sepenuhnya.

Hanya saja Zubaedah sedikit lega, karena semenjak normalisasi dilakukan, ketinggian banjir tidak seperti sebelumnya.

"Mendingan sekarang, cuma khawatir (banjir) masih ada. Makannya sekarang ada kabar banjir, yaudah biar dah, daripada cuma katanya aja kan kita bimbang, udah mengemas barang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com