Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Covid-19 yang Bikin Tenang Pengemudi Transportasi Umum di Kota Tangerang...

Kompas.com - 05/03/2021, 09:42 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Kota Tangerang, Banten telah berlangsung sejak Kamis (25/2/2021).

Sasaran penerima vaksin pada tahap kedua itu adalah petugas TNI-Polri, pegawai BUMN dan ASN, pegawai perbankan, pedagang, serta pengemudi transportasi umum.

1.000 sopir disuntik vaksin

Pada Kamis (4/3/2021), sebanyak 1.000 pengemudi transportasi umum di Kota Tangerang menerima vaksin CoronaVac dosis pertama.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangerang Televisianingsih menyatakan, vaksinasi terhadap 1.000 orang itu dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di Terminal Poris Plawad, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.

"Hari ini, Dinkes melaksanakan vaksinasi dengan sasaran sebanyak kurang lebih 1.000 orang pekerja transportasi umum di sini," kata Televisianingsih ketika ditemui di Terminal Poris Plawad, Kamis siang.

Baca juga: Pengemudi Transportasi Umum di Kota Tangerang Bersyukur Telah Disuntik Vaksin Covid-19

"Pekerja transportasi umumnya macam-macam. Ada driver ojek tradisional dan online, driver taksi tradisional dan online, sopir bus, sopir angkot, dan lainnya," imbuh dia.

Pendataan pengemudi transportasi umum itu dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang.

Dishub kemudian menyerahkan nama serta data diri masing-masing pengemudi itu ke Dinkes.

Penolak vaksinasi diedukasi

Bila ada yang menolak vaksinasi, pihak Dinkes tak akan memberikan sanksi.

Menurut Televisianingsih, mereka yang menolak akan diberi edukasi terkait kandungan vaksin.

"Kami saat ini lebih fokus pada proses vaksinasi. Jadi kalau ada yang menolak, kami edukasi terus," kata Televisianingsih.

"Kami edukasi, vaksin bermanfaat bagi tubuh mereka sehingga nanti tubuh mereka akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat," tambah dia.

Harapan sejumlah pengemudi yang divaksinasi

Muhmmad Yamin (43), seorang pengemudi Bus Tayo, mengaku bersyukur telah disuntik vaksin.

“Setelah divaksin, saya jadi ngerasa tenang saja gitu. Mau narik, jadinya enggak terlalu khawatir lagi,” kata Yamin.

Dia mengatakan, dia menerima vaksin sekitar pukul 09.15 WIB. Sebelum datang ke tempat vaksinasi itu, dia sempat khawatir.

Pasalnya, ia mendengar efek samping usai disuntik vaksin seperti pusing, pegal, lemas, dan lainnya.

Baca juga: Beragam Respons Wali Murid di Kota Tangerang soal Wacana Belajar Tatap Muka Juli Mendatang

Yamin hendak kembali bekerja seusai disuntik vaksin. Yamin sudah setahun menjadi pengemudi Bus Tayo. Selama setahun itu, ia sering merasa khawatir saat menerima penumpang.

“Khawatir berlebih sih enggak ya, tapi ya khawatir kan ada ratusan penumpang tiap hari,” ucapnya.

“Kalo ada yang enggak pakai masker pas mau naik, ya enggak saya naikin. Kalo dia bawa, saya suruh pakai. Kalau dia enggak bawa, enggak saya naikin juga,” ujar dia.

Seorang pengemudi ojek online, Subekti (38), juga bersyukur telah diberi vaksin.

Subekti mengatakan, setiap hari dia mengangkut 8-10 penumpang di wilayah Kota Tangerang.

Subekti mengaku sering merasa was-was terpapar virus SARS-CoV-2 saat mengantar penumpang. Oleh karena itu, vaksinasi Covid-19 merupakan momen yang dia tunggu-tunggu.

“Senang, saya senang banget bisa divaksin. Ke depannya jadi antibodi kita bisa lebih ditingkatkan,” kata Subekti usai menerima vaksin di Terminal Poris Plawad.

Baca juga: Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Wali Kota Tangerang: Sikapi dengan Bijak

“Meskipun sudah divaksin, tapi ya tetap sih pakai masker terus. Enggak lupa juga pakai hand sanitizer,” lanjut dia.

Ia berharap, dengan adanya vaksinasi, perekonomian dapat berangsur pulih sehingga kembali seperti sebelum merebaknya Covid-19.

Sawin, seorang pengemudi angkot Si Benteng, mengaku telah disuntik vaksin sekitar pukul 08.30 WIB.

Hingga sekitar pukul 09.45 WIB, Sawin sama sekali tak merasakan efek samping apa pun.

"Ini pertama kali disuntik. Enggak sakit apa-apa, enggak pegal juga. Harapannya ya biar sehat, biar enggak ada penyakit," ungkap Sawin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com