Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan dan Asa Lansia Ikut Vaksinasi Covid-19 di Istora Senayan

Kompas.com - 17/03/2021, 07:09 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga lanjut usia antusias mengikuti vaksinasi Covid-19 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.

Meski harus datang dari luar Jakarta dan mengantre berjam-jam, namun para lansia akhirnya lega setelah menerima suntikan vaksin.

Baca juga: Antrean Vaksinasi Lansia di Istora Senayan Mengular

Rasa lega ini misalnya dirasakan oleh Elisabeth (73) dan Tanaya (84). Kedua lansia yang bersahabat sejak muda ini datang berdua ke Istora Senayan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Usai keluar dari ruangan vaksinasi, Selasa (16/3/2022) siang, wajah gembira terpancar dari keduanya.

Umur panjang

Elisabeth mengaku senang karena dengan vaksinasi ini, peluangnya untuk terpapar virus corona menjadi jauh lebih kecil. Jika pun terpapar, namun efeknya tak sampai membahayakan.

"Jadi ya biar sehat saja. Penginnya sehat sampai umur 100 lebih. Biar bisa menunggu anak cucu. Masih ada cucu yang kecil-kecil bisa main bareng," kata Elisabeth ditemui kompas.com usai vaksinasi.

Elisabeth menyadari bahwa lansia seperti dirinya memang lebih rentan apabila terpapar Covid-19. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, 47,3 persen pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia merupakan lansia berusia atas 60 tahun.

Baca juga: Lansia Berdiri hingga 2 Jam Saat Antre Vaksinasi Covid-19 di Istora

Oleh karena itu, saat mengetahui vaksin Covid-19 dapat diberikan untuk lansia, Elisabeth pun segera mencari informasi di mana ia bisa mendapat vaksin.

Warga Bekasi ini mengaku sudah mendaftar untuk mendapat vaksin melalui RT/RW setempat. Namun giliran untuk vaksinasi untuknya tak kunjung tiba.

"Akhirnya saya vaksinasi di sini saja. Tadi diantar anak saya jam 7 pagi," kata Elisabeth.

Elisabeth menilai vaksinasi yang digelar Kementerian Badan Usaha Milik Negara ini sudah cukup baik. Namun, ia menyayangkan antrean yang cukup panjang dan lama.

Ia harus menunggu hingga dua setengah jam untuk akhirnya mendapat suntik vaksin.

"Tadi lama banget yang antre di area parkiran itu bisa sampai dua jam. Setelah itu disuruh masuk masih menunggu lagi setengah jam," ujar Elisabeth.

"Tapi kami masih kuat. Ini masih hidup kok," timpal Tanaya sambil terkekeh.

Agar tetap fit

Matrois (67), juga berjalan dengan riang saat keluar dari ruang vaksinasi di Istora Senayan. Meski sudah hampir menginjak umur kepala tujuh, namun langkahnya masih tegap dan gagah.

Ia bahkan menyempatkan diri untuk berfoto di banner besar yang bertuliskan 'Saya Sudah Divaksin'.

Baca juga: Gara-gara Info Hoaks, Banyak Warga Non-lansia Datang ke Istora Senayan Minta Divaksinasi

Matrois mengaku mengikuti vaksinasi karena percaya anjuran pemerintah bahwa vaksin ini dapat menangkal virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Ia ingin menjaga agar badannya tetap prima di usia yang sudah tidak lagi muda.

"Ya sesuai anjuran pemerintah. Apa salahnya kita coba. Selain tentunya kita tetap tingkatkan imunitas dengan makan teratur, olahraga, tidur yang cukup," kata Matrois.

Warga Bekasi ini mengaku mengetahui soal kegiatan vaksinasi di Istora dari media massa. Ia pun jauh-jauh berangkat dari Bekasi ke Istora dengan menumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.

"Saya datang sendiri saja ke sini naik kereta. Berangkat dari rumah 06.00 WIB, sampai sini 08.15. Ini baru selesai, sudah mau siang hari," kata dia.

Sama seperti lansia lain, Matrois harus mengantre untuk mendapat suntikan vaksin. Ia mengaku harus berdiri selama 90 menit saat mengantre di area parkiran sebrang Istora.

"Saya antre dari ujung sampai ujung, satu jam setengah, berdiri," kata dia.

Setelah selesai mengantre di area parkiran, Matrois dipersilahkan untuk masuk ke area vaksinasi Istora Senayan. Di area tersebut, seluruh lansia mendapat tempat duduk.

Namun, Matrois tetap harus mengambil nomor antrean dan menunggu untuk divaksin selama kurang lebih satu jam.

Ia memaklumi antrean yang panjang karena minat para lansia untuk mengikuti vaksinasi juga tinggi. Namun, ia menilai harusnya BUMN sebagai pelaksana vaksinasi bisa melakukan evaluasi dan berbenah.

"Khusus untuk lansia boleh ngantrenya panjang. Tapi harusnya tempat adem, ada tempat duduk. Bagaimanapun caranya ngantre itu harus di tempat yang manusiawi untuk lansia. Kalau di area parkiran, walau pun tempatnya tertutup tapi kan itu tetap panas," kata Matrois.

Evaluasi dan perbaikan

Vaksinasi Covid-19 yang digelar Kementerian BUMN ini digelar sejak 8 Maret lalu. Awalnya, vaksinasi hanya ditujukan bagi pegawai BUMN serta lansia di DKI Jakarta yang telah terdata.

Kementerian BUMN menggandeng sejumlah organisasi untuk mendata lansia yang akan divaksinasi. Namun belakangan, banyak warga lansia yang datang langsung ke Istora Senayan untuk mendapatkan vaksin meski tidak terdata. Panitia vaksinasi pun akhirnya tetap melayani mereka.

Baca juga: Lansia Bisa Daftar Online untuk Vaksinasi di Istora Senayan Tanpa Antre, Ini Link-nya

Lansia cukup membawa kartu tanda penduduk yang menunjukkan bahwa mereka memang sudah berusia 59 tahun.

Awalnya panitia membatasi hanya lansia dengan KTP DKI Jakarta yang bisa mengikuti vaksinasi. Namun lansia non-KTP DKI Jakarta juga pada akhirnya dibolehkan mengikuti vaksinasi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebutkan, hal itu lah yang membuat antrean lansia membludak.

"Semakin lama, lansia yang datang semakin banyak," kata Arya.

Pada awal penyelenggaraan, panitia hanya memvaksinasi sekitar 1000 lansia per harinya. Namun, jumlahnya mulai menembus 3000 lansia per hari sejak 13 Maret lalu.

Pada Selasa kemarin, total ada 3.317 lansia yang divaksin dalam sehari.

"Lansia yang sudah datang itu tidak mungkin kita tolak. Enggak mungkin disuruh pulang kan?" kata Arya.

Kementerian BUMN berupaya semaksimal mungkin agar seluruh lansia yang datang bisa terlayani dengan baik. Panitia mengatur agar lansia yang baru datang bisa mengantre secara tertib di gedung parkir sebrang Istora Senayan.

Pantauan Kompas.com Selasa kemarin, antrean lansia itu menerapkan protokol jaga jarak dan dibuat sebanyak 5 baris. Meski begitu, antrean tetap mengular sepanjang 200 meter.

Banyak lansia yang harus mengantre dengan berdiri karena minimnya tempat duduk. Arya memastikan hal ini akan dijadikan bahan evaluasi bagi panitia pelaksana vaksinasi.

Kedepannya area antrean akan dibuat lebih nyaman dan fasilitas tempat duduk akan ditambah. Panitia juga kini telah menyiapkan pendaftaran online bagi warga agar tak perlu mengantre.

Untuk bisa mendaftar vaksinasi secara online, warga lansia bisa mengakses tautan berikut https://loket.com/event/vaksinasicovid19untuklansia. Cukup mengisi data diri seperti nama, nomor telpon, alamat dan nomor induk kependudukan (NIK).

Saat mendaftar melalui tautan itu, lansia bisa memilih tanggal vaksinasi dan nantinya tinggal datang sesuai jadwal tersebut.

Namun, untuk pendaftaran online itu, kuota dibatasi hanya 200 warga per harinya. Sebab, vaksinasi lansia yang sudah mendaftar online hanya dijadwalkan di pagi hari, yakni pukul 08.00-10.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com