Sementara itu, korban lainnya berasal anggota Solidaritas Forum Pancoran bersatu dengan luka yang beragam akibat terkena lemparan batu seperti luka di tangan, kaki, dan perut.
Warga dan anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu juga mengalami sesak napas akibat gas air mata yang ditembakan polisi ke arah Jalan Pancoran Buntu II.
“Seorang warga dengan luka berat masih dirawat di RS Tebet,” ujar Leon.
Korban sempat kesulitan ditangani karena terbatasnya alat medis dan kesulitan mengakses bantuan medis.
“Kami berusaha menghubungi ambulans dari rumah sakit terdekat, namun tidak ada yang mau menangani,” tambah Leon.
Baca juga: Kontras Sebut Pertamina Kerahkan Ormas untuk Gusur Warga Pancoran
Sebelumnya, bentrokan terjadi sekitar pukul 21.00 WIB.
Bentrokan dipicu keberadaan ormas di lokasi sengketa tanah.
Bentrokan semalam merupakan buntut dari sengketa lahan antara PT Pertamina dan warga Pancoran Buntu II.
Leon mengatakan, kericuhan bermula saat anggota ormas memblokade akses masuk utama dan pintu belakang ke Jalan Pancoran Buntu II sekitar pukul 15.00 WIB.
Sekitar pukul 16.00 WIB, warga menuntut agar PAUD dikembalikan ke warga.
“Sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah dan menuntut agar preman yang menjaga pintu masuk Pancoran Gang Buntu II untuk segera pergi karena preman terus mengintimidasi warga dan solidaritas,” ujar Leon saat dikonfirmasi, Kamis pagi.
Kemudian pukul 17.00 WIB, warga dan perwakilan Forum Solidaritas Pancoran Bersatu melakukan mediasi dengan PT Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Pancoran.
Baca juga: Kronologi Bentrok di Pancoran, Berawal dari Provokasi Ormas hingga Warga Jadi Korban
Pihak Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan mediasi.
“Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman,” ujar Leon.
Pihak Pertamina kemudian setuju mengeluarkan bekho dari lahan Pancoran Buntu II pada pukul 17.00 WIB. Namun, aparat masih berjaga di dalam PAUD.