Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ditangkap, Pria di Bekasi yang Disebut Bisa Gandakan Uang Mengaku Itu Trik Sulap

Kompas.com - 23/03/2021, 07:40 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan aksi seorang pria berambut gondrong menggandakan uang viral di media sosial. Dalam video itu, pria yang menggunakan peci dan duduk bersila di lantai tampak bisa menggandakan uang pecahan Rp 100.000.

Belakangan diketahui, pria berinisial H itu merupakan warga Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Saat melakukan aksinya, H ditonton sejumlah pria dewasa di sekelilingnya.

Namun, kini H harus berurusan dengan polisi setelah video tersebut viral.

Baca juga: Uang yang Digandakan Pria Gondrong di Bekasi Diduga Palsu


Ditangkap

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, H diamankan oleh anggota Polsek Babelan, Bekasi, Jawa Barat, setelah videonya beredar. Polisi juga mengamankan istri H, yakni NP (18), mertua, serta dua orang lain.

"Pengakuan istri, semua benda yang ada di dalam video tersebut, termasuk uang diduga palsu, sudah dibakar," kata Yusri, Senin (22/3/2021).

Yusri mengemukakan, selama ini H dikenal sebagai penjual benda-benda pusaka dan dia pun kerap didatangi tamu yang ingin berobat.

Video mengenai penggandaan uang itu direkam oleh NP, istri H, pada 18 Maret 2021 dan video itu kemudian viral.

"Dia (H) dikenal sebagai penjual benda-benda antik dan mistik dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit, tamunya banyak dari luar kota," kata Yusri.

Diduga uang palsu

Aksi H yang disebut bisa mengggandakan uang itu diduga terkait dengan penipuan. Uang pecahan Rp 100.000 yang ada di dalam video diduga palsu.

Baca juga: Pria Gondrong di Bekasi yang Disebut Bisa Gandakan Uang Ditangkap, Polisi: Ngakunya Trik Sulap

"Semua benda yang ada di video termasuk uang diduga uang palsu," ucap Yusri.

"Uang-uang" tersebut dilaporkan telah dibakar setelah video itu viral. Polisi telah menyita beberapa barang bukti, termasuk sisa uang yang dibakar.

"Penyidik sudah datang ke Saudara H, termasuk mengamankan benda-benda yang ada di video, juga termasuk (uang) sisa dibakar," ujar Yusri.

Polisi masih mendalami apakah ada korban yang ditipu H dengan modus penggandaan uang tersebut.

"Ini masih didalami apakah ada korban penipuan. Ini masih menunggu," katanya.

Trik sulap

Berdasarkan keterangan H kepada polisi, dia mengaku bahwa aksinya itu hanya untuk trik sulap.

"Pengakuan (trik gandakan uang) untuk iseng karena itu hanya trik sulap," ucap Yusri.

Sejauh ini polisi masih mendalami pengakuan pelaku. 

"Kami mencari uang yang dibakar karena yang bersangkutan mengaku uang palsu," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com