Mantan Presiden Soekarno disebut sebagai orang yang memerintahkan PT Pos Indonesia untuk membuat prangko itu.
Baca juga: Museum Pos Indonesia di Bandung, Ada Prangko Pertama di Dunia
Sejak saat itu, prangko terus digunakan Pemerintah RI sebagai simbol perjuangan dan penanda sejarah.
Misalnya, prangko yang terbit pada 1 Desember 1946 di Yogyakarta dibuat untuk menunjukkan kedaulatan RI yang saat itu terancam direbut kembali oleh Belanda.
Ada pula prangko Konferensi Asia Afrika yang diterbitkan bersamaan dengan KAA di Bandung, Jawa Barat, pada April 1955.
Prangko bergambar bola dunia dan peta wilayah Asia-Afrika itu penanda dimulainya perlawanan negara-negara terhadap imperialisme di dunia.
Sama dengan prangko yang sudah ada sejak zaman penjajahan, komunitas filatelis di Indonesia juga sudah ada sejak negeri ini belum merdeka.
Mengutip Kompas, komunitas filatelis di Indonesia mulai tumbuh sejak 29 Maret 1922.
Pada waktu itu, sekelompok kolektor prangko mendirikan klub filateli di Jakarta (Batavia) yang mereka namakan Postzegelverzamelaars Club Batavia.
Perkumpulan ini mendapat pengakuan dari penguasa setempat pada 29 Maret 1922.
Setelah itu, beberapa kelompok filatelis terbentuk di beberapa daerah di Indonesia.
Kelompok lokal itu kemudian dihimpun dalam suatu wadah menjadi gerakan terorganisasi secara nasional, Nederlandsch Indische Vereniging van Postzegel Verzamelaars, pada 15 Agustus 1940 sebagai lanjutan dari Postzegelverzamelaar Club Batavia.
Baca juga: Kisah Penggunaan Penny Black, Prangko Pertama di Dunia
Sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan, nama perkumpulan diubah menjadi Algemene Vereniging Voor Philatelisten In Indonesia, yang merupakan pendahulu Perkumpulan Umum Philateli Indonesia yang dibentuk tahun 1953.
Selanjutnya, pada 1965 menjadi Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) dan akhirnya pada 1985 menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia.
Untuk dapat mengikuti perkembangan filateli di dunia internasional, pada tahun 1969, Indonesia menjadi anggota Federation International de Philatelie (FIP) yang berkedudukan di Swiss.
Pada 1974, Indonesia dan beberapa anggota FIP lainnya di wilayah Asia mendirikan sebuah federasi filateli regional yang berkedudukan di Singapura dengan nama Federation of Inter-Asian Philately (FIAP), yang anggotanya mencakup organisasi perkumpulan filateli di wilayah Asia-Pasifik.
Sejak lahirnya, PFI bukan merupakan organisasi politik, melainkan suatu organisasi hobi yang bersifat nasional, tidak mencari keuntungan, dan terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.