Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: JAD Anggap Ramadhan Bulan Sakral untuk Lakukan Pengeboman

Kompas.com - 30/03/2021, 15:48 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca aksi pengeboman di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) kemarin, petugas keamanan memperketat penjagaan rumah ibadah di berbagai wilayah, termasuk Ibu Kota Jakarta.

Polda Metro Jaya bahkan meminta pengurus gereja-gereja di Jakarta untuk menambah kamera CCTV demi memperketat pengamanan.

"Kita akan koordinasi untuk tambahkan kamera CCTV," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Selasa (30/3/2021).

Polisi bersama TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan juga akan memperketat patroli dalam beberapa waktu mendatang. Ditambah lagi, umat Nasrani akan menggelar peringatan Jumat Agung pada 2 April 2021 nanti.

Pihak kepolisian dan sejumlah pengamat terorisme meyakini bahwa pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

Baca juga: Mengingat Lagi Sepak Terjang JAD Dalangi Bom Thamrin dari Balik Penjara

Analisis ini didasarkan pada sasaran pengeboman yang serupa dengan insiden di Surabaya, Jakarta Timur, pada 2018 dan Jolo, Filipina, pada 2019, yakni sama-sama menyasar gereja Katolik.

"Mereka menyasar gereja karena mereka kelompok Wahabi Takfiri yang christophobia atau tidak menyukai orang-orang non-Muslim," ujar Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, seperti dilansir bbc.com.

Pengeboman jelang Ramadhan

Senada dengan Al Chaidar, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, juga menduga pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar adalah bagian dari kelompok JAD.

Ia menduga, aksi pengeboman dilakukan sebagai "amaliyah", istilah yang disalahgunakan oleh kelompok tersebut untuk menyebut aksi pengeboman, menjelang bulan Ramadhan.

"Mereka (JAD) mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," tutur Muhammad Syauqillah kepada BBC News Indonesia.

"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu," imbuhnya.

Baca juga: Kapolri: Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Jaringan JAD yang Pernah Aksi di Jolo Filipina

Tindakan pengeboman jelang bulan Ramadan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 lalu di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sebelumnya diberitakan bahwa ledakan bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu pagi. Pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami-istri berinisial L dan YSF.

Kedua pelaku tewas di tempat usai pengeboman, sementara puluhan orang mengalami luka ringan hingga berat akibat terkena serpihan bom.

L dan YSF diketahui baru saja menikah enam bulan yang lalu. Keduanya dinikahkan oleh terduga teroris bernama Rifaldy yang merupakan bagian dari JAD.

Rifaldy diduga terlibat aksi bom bunuh diri serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

L sempat meninggalkan surat wasiat untuk orangtuanya. Dalam surat itu, L berpamitan kepada orangtuanya dan mengaku siap mati syahid.

(Penulis : Muhammad Isa Bustomi/ Editor : Sandro Gatra)

Artikel di atas telah tayang di bbc.com dengan judul "Bom Makassar: Pelaku diduga anggota kelompok JAD sebagai 'balas dendam dan aksi jelang bulan Ramadan', kata pengamat terorisme".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com