Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Uji Coba Belajar Tatap Muka, Perhimpunan Guru Berharap Tak Ada Pelanggaran seperti Daerah Lain

Kompas.com - 07/04/2021, 05:41 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim berharap rencana uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DKI Jakarta tak berujung evaluasi-evaluasi PTM seperti di kota dan kabupaten lain di Indonesia.

Ia menilai, ada evaluasi yang penting untuk diperhatikan oleh DKI Jakarta berkaca dari penerapan PTM di daerah lain.

“Dalam konteks Jakarta rencana pembelajaran tatap muka Jakarta kami berkaca kepada 22 persen sekolah yang membuka sekolah sejak di bulan Januari. Kalau di data kami ada sekitar 20-an sekolah yang di provinsi sudah mulai buka terbatas sejak Januari. Evaluasi ini semoga tak terjadi di Jakarta,” kata Satriwan dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: 85 Sekolah di Jakarta Akan Uji Coba Belajar Tatap Muka Rabu Besok

Ia memberikan contoh penerapan PTM di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sekitar bulan Maret 2021.

Di Kabupaten Bogor, masih banyak guru yang belum divaksinasi saat sekolah melakukan PTM.

“Sedangkan vaksinasi guru itu merupakan syarat mutlak untuk sekolah dibuka seperti disampaikan Mas Menteri Nadiem. Ini justru berpotensi membahayakan guru, peserta didik, dan warga sekolah lainnya ketika sekolah dibuka,” tambah Satriwan.

Ia mengerti rencana niat baik uji coba PTM di 170 sekolah di Kabupaten Bogor meski gurunya belum divaksinasi Covid-19.

“Nah ini justru paradoks gitu ya. Dan kami sangat kecewa juga karena tidak ada sanksi baik pusat seperti Kemendikbud, Kemenag, dan Kemendagri. Sekolah dibuka tapi vaksinasi gurunya belum tuntas. Nah ini kan justru berbahaya. Mestinya yang seperti ini bisa dihentikan atau diberikan sanksi. Itu evaluasi yang pertama,” ujar Satriwan.

Evaluasi selanjutnya yang bisa diperhatikan pemerintah DKI Jakarta, yaitu pelanggaran protokol kesehatan dan 3M.

Ia memberikan contoh pelanggaran di Bukittinggi, Sumatera Barat.

“Misalnya saya ambil contoh di salah satu SD Negeri di Bukittinggi, anaknya banyak yang tak menggunakan masker, termasuk gurunya juga, sebagian pakai pakai masker tapi itupun ditaruh di dagu, tak ada menjaga jarak,” kata Satriwan.

Baca juga: Satu Sekolah di Jakarta Mundur dari Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka karena Alasan Izin Orangtua

Ia menilai pelanggaran protokol kesehatan di lingkungan sekolah rata-rata hampir terjadi di semua daerah yang telah membuka PTM.

“Karena tak ada yang mengawasi kemudian tak ada sanksi juga yang tegas baik dari pemerintah daerah maupun dari Kanwil Kemenag untuk sekolah madrasah. Itu evaluasi yang kedua,” ujar Satriwan.

Evaluasi selanjutnya yang bisa diperhatikan adalah tak ada sanksi pelanggaran protokol kesehatan di sekolah.

Ia masih melihat masih banyak siswa yang melanggar protokol kesehatan dan menganggap sudah seperti tak ada Covid-19.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com