Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahagianya Dita, Guru Hamil di SMKN 15 Jakarta, Bisa Mengajar Tatap Muka Lagi

Kompas.com - 07/04/2021, 11:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dita Arlita (26) tampak menggunakan face shield dan masker pada Rabu (7/4/2021) pagi.

Dengan mengenakan seragam pramuka, Dita senang bisa mengajar siswa-siswi SMK Negeri 15 Jakarta pada hari pertama uji coba sekolah tatap muka.

Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta, Siswa SMK Negeri 15: Senang Ketemu Teman, Belajar Lebih Ngerti

Ia menjalani hari pertamanya mengajar secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19 dengan optimistis. Ia kini sedang hamil tujuh bulan.

“Saya sekarang sedang mengandung. Saya konsultasi ke dokter. Alhamdulillah dinyatakan sehat dan kuat untuk bisa mengajar,” kata Dita saat ditemui di ruang kelas SMK Negeri 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Di tengah kehamilannya, ia baru kali ini bisa mengajar secara tatap muka. Setahun lamanya pandemi Covid-19 menggugurkan tugasnya mengajar secara tatap muka.

Baca juga: 114 Siswa SMK Negeri 15 Jakarta Ikuti Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Dita senang akhirnya bisa mengajar tatap muka meski di tengah pandemi Covid-19. Baginya, pembelajaran secara luring lebih efektif untuk siswa SMK.

Ia tak banyak mempersiapkan diri untuk mengajar secara tarap muka. Dita sudah mengirimkan bahan-bahan pembelajarannya lewat Google Classroom.

Sekolah tatap muka mudahkan praktik

Belajar di rumah tentu menyulitkan bagi guru dan siswa. Materi-materi yang disampaikan untuk siswa SMK harus ditunjang dengan kegiatan praktik.

“Ini senang banget ya karena biasanya daring. Luring ini praktiknya lebih efektif buat anak SMK,” tambah Dita, guru jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) itu.

Kesempatan uji coba sekolah tatap muka dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta digunakan Dita untuk mengajar sambil praktik langsung.

Baca juga: 21 Siswa SDN 03 Palmerah Ikut Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Begini Praktiknya

Sebelumnya, materi-materi teori telah disampaikan secara daring.

Kendala sarana prasarana diakuinya dialami oleh para siswa. Sebagian murid Dita tak memiliki laptop untuk belajar mengetik surat.

“Kesempatan masuk sekolah ini senang karena bisa langsung praktik,” tambah Dita.

Sekolah memiliki peralatan praktik yang lebih mumpuni untuk mendukung belajar mengajar.

Kangen dan senang

Setahun lamanya Dita hanya bisa berinteraksi dengan muridnya secara daring. Sapa menyapa dilakukan lewat layar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com