Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Cucurak, Cara Warga Bogor Sambut Ramadhan

Kompas.com - 12/04/2021, 13:09 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan menjadi waktu yang dinanti seluruh umat muslim. Suka cita dalam menyambut bulan suci itu tergambar dalam bentuk perayaan atau tradisi yang dilakukan masyarakat jelang ibadah puasa.

Di Bogor, Jawa Barat, tradisi Cucurak menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut Ramadhan. Secara turun temurun, tradisi itu terus dipertahankan oleh masyarakatnya hingga saat ini.

Cucurak atau curak-curak (bahasa sunda) memiliki arti senang-senang atau bersenang-senang. Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga besar atau kolega.

 Baca juga: Masjid Al-Azhar Jakarta Beri Kudapan Buka Puasa melalui Drive-thru

Hal yang membuat tradisi cucurak semakin menyenangkan adalah adanya hidangan makanan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta lalapan dan sambal yang disajikan di atas daun pisang. Hidangan itu kemudian dinikmati bersama-sama secara lesahan.

Dalam masyarakat Sunda, cucurak bukan hanya sekadar kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama. Tradisi ini dimaknai sebagai bentuk silaturahim. Cucurak juga mengajarkan cara untuk mensyukuri rezeki dan saling berbagi.

Osep (32), warga Ciawi, Bogor, Jawa Barat, selalu mengadakan cucurak setiap tahunnya. Seminggu sebelum memasuki puasa, ia mengajak anak, istri, orangtua, dan mertuanya untuk kumpul bersama.

Biasanya, ia memilih tempat wisata seperti pantai atau taman untuk cucurak.

Baca juga: Shalat Tarawih di Masjid Al-Azhar Dibatasi, Khotbah di Masjid Pondok Indah Dipersingkat

Osep mengatakan, di tengah situasi pandemi saat ini, tradisi itu tetap dia lakukan bersama keluarganya.

Bagi Osep, tradisi cucurak menjadi momen kebersamaan dan mempererat tali silaturahim.

"Tiap tahun kita selalu cucurak. Lengkap sama keluarga besar," kata Osep, akhir pekan kemarin.

Berbeda dengan cucurak sebelumnya, tahun ini Osep dan keluarganya memilih Kebun Raya Bogor sebagai tempat untuk kumpul bareng dan makan bersama.

Nasi lengkap dengan lauk pauknya tak lupa disiapkan sebelum berangkat ke Kebun Raya Bogor. Hidangan yang sederhana itu menemani santap siang Osep dan keluarganya. Tak lupa, ia juga menyiapkan barbeque sebagai hidangan penutup.

"Tahun lalu kita cucurak di pantai, sekarang di Kebun Raya karena lebih dekat dan irit ongkos. Tempatnya juga nyaman," tuturnya.

Baca juga: PP Muhammadiyah: Patuhi Protokol Kesehatan Saat Shalat Tarawih

Manager Visitor Information and Customer Service Kebun Raya Bogor, Ratih Armitha Mufti mengaku, jumlah pengunjung yang datang jelang bulan puasa mengalami peningkatan.

Ratih menuturkan, kebanyakan dari pengunjung yang datang menggelar tradisi cucurak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com