Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kurir Shopee soal Honor yang Dipangkas dan Aturan Antar 35 Paket untuk Dapat insentif

Kompas.com - 15/04/2021, 15:24 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Belum lama ini kurir Shopee Express dikabarkan melakukan aksi mogok kerja karena adanya pemangkasan upah. Perbincangan itu sempat heboh di Twitter sejak Minggu (11/4/2021).

Meskipun perihal mogok kerja sudah dibantah pihak Shopee, para kurir membenarkan adanya pemangkasan upah mereka belakangan ini.

Seseorang berinisial N mengungkapkan pengalamannya menjadi kurir Shopee. N mengaku baru enam bulan menjadi kurir Shopee.

Sebelumnya N bekerja sebagai event organizer selama 17 tahun dan kehilangan pekerjaannya itu karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Ramai Isu Kurir Mogok Kerja karena Upah Dipangkas, Ini Klarifikasi Shopee Indonesia

N mengatakan, honor yang dia terima untuk mengirim satu paket terus menurun beberapa waktu ini.

Saat awal masuk N menerima honor Rp3.500 per paket, tetapi saat ini menjadi Rp 1.900 per paket.

"Iya (honor dipangkas) saya juga aneh. Iya dari pertama saya masuk harga Rp 3.500 per paket, akhir Oktober turun ke harga Rp 2.500, eh sekarang turun lagi Rp 1.900," kata N kepada Kompas.com, Kamis (15/4/2021).

Baca juga: Merasa Berjasa Menangkan Bima Arya, Rizieq Shihab Sesalkan Kenapa Pakai Jalur Hukum

"Padahal kemarin rekan saya baru interview katanya harga per paket masih di harga Rp 2.750. Sepertinya itu kebijakan masing-masing wilayah," lanjutnya.

Selain honor yang dipangkas, N juga mengungkapkan adanya penambahan jumlah paket yang wajib diantar demi mendapatkan penghasilan tambahan atau insentif.

"Awal masuk mah lumayan antar minimal 15 paket dapat insentif Rp 45.000, jadi 3.500 dikali 

"Terus turun minimal bawa 30 paket, satu paket Rp 2.500 dapat insentif Rp 40.000 eh sekarang minimal bawa 35 paket, satu paket Rp 1.900, baru dapet insentif Rp 40.000," lanjutnya.


N menuturkan, saat ini dia harus mengirim minimal 35 paket setiap harinya agar mendapatkan insentif sebesar Rp 40.000.

"Kalau di bawah 35 (paket), cuma dikali Rp 1.900 saja. Paketnya enggak tentu kadang banyak kadang dikit. Sekarang minimal bawa 35 paket biar dapat insentif," tutur N.

Kebijakan itu sudah berlaku sejak 1 April 2021.

N pun tak bisa berbuat banyak. Sebab sejak kehilangan pekerjaannya, N sempat tidak memiliki penghasilan selama tiga bulan hingga seorang teman mengajaknya menjadi seorang kurir.

Baca juga: Cerita Satpam Ganti Seragam Cokelat, Sering Dikira Polisi dan Ditakuti Warga

"Apa boleh buat coba cari usaha lain. Dari jualan masker keliling sampe jualan apa aja yang bisa buat bertahan hidup," kata N.

Tak dipungkiri, kebijakan tersebut tentu saja membuat penghasilan N semakin berkurang.

Namun, ia hanya bisa berusaha bertahan demi menghidupi istri dan kedua anaknya.

Apalagi, N juga harus mempersiapkan kebutuhan untuk merayakan Hari Idul Fitri.

"Berlaku tanggal 1 April. Perih tapi mau diapain lagi daripada nganggur, saya kuat-kuatin sampai habis Lebaran, siapa tahu nanti normal lagi," harapnya.

Penjelasan Shopee

Executive Director Shopee Indonesia Handhika Jahja menyampaikan bahwa hitungan upah yang dijalankan oleh pihaknya sudah mengikuti harga yang ada di pasaran.

Namun, ada insentif untuk mitra pengemudi SPX yang bisa melampaui target pengiriman.

“Insentif untuk mitra pengemudi SPX sangatlah kompetitif di industri jasa logistik,” ujarnya.

Untuk menghitung berapa banyak upah yang dibawa pulang kurir, Handhika juga memberikan ilustrasi.

Baca juga: Peneliti Komentari Kasus Kurir Shopee Mogok Kerja karena Upah Minim

“Contohnya, jika seorang mitra pengemudi SPX di wilayah Jabodetabek membawa 80 paket dalam sehari. Mereka bisa mendapatkan insentif rata-rata senilai Rp 2.213 untuk setiap paket,” tambahnya.

Sebagai ilustrasi, rata-rata upah per paket yang ada di pasaran berkisar Rp 1.700 dan Rp 2.000. Nilai yang dipakai Handhika tersebut berdasar pada besaran upah jasa logistik lainnya.

“Kami pastikan bahwa skema insentif Shopee selalu mengikuti peraturan yang berlaku di daerah terkait, serta mengikuti tingkat harga di pasar guna mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pengguna dan ketersediaan mitra SPX,” jelasnya.

Selain upah, Handhika juga menyebut bahwa Shopee Indonesia juga menyediakan perlindungan asuransi untuk para mitra pengemudi SPX.

Hal itu dilakukan untuk memberikan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

“Kami juga selalu mendengarkan masukan dan aspirasi dari para mitra pengemudi SPX, serta terus berupaya untuk menjaga kenyamanan dari semua pihak,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com