Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP2MI Temukan 13 Calon TKI Ilegal Saat Gerebek Apartemen di Harmoni

Kompas.com - 20/04/2021, 06:38 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek Apartemen Istana Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (19/4/2021) malam. Dalam penggerebekan itu, ditemukan 13 calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri melalui jalur ilegal.

Petugas BP2MI langsung menuju sebuah unit apartemen di lantai 12 yang diduga jadi tempat penampungan calon pekerja migran ilegal. Di unit itu, petugas mendapati 12 pria dan seorang wanita tengah berkumpul dalam satu ruangan. Mereka tampak terkejut atas kedatangan para petugas.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani yang ikut memimpin penggerebekan menanyai salah satu calon pekerja migran itu.

Baca juga: Diduga TKI Ilegal dari Malaysia, 115 Orang Dewasa dan Balita Dicegat TNI AL di Pulau Jemur

"Kami akan bantu, Bapak tenang saja. Kami dari pemerintah ingin membantu kalian," kata Benny, dikutip dari Warta Kota.

Saat itu salah satu pekerja migran Eko (40) sempat ditanyai mengenai ke negara mana dia akan dikirim untuk mendapatkan pekerjaan.

"Kalau saya mau ke Qatar, Pak. Teman-teman yang lain beda-beda," kata Eko.

Petugas BP2MI meminta para calon pekerja migran itu menunjukkan dokumen yang ada dan perusahaan mana yang menampung mereka dan menjanjikan mereka untuk dapat berangkat ke keluar negeri.

Para calon pekerja migran menunjukkan dokumen di dalam sebuah amplop putih yang bertuliskan PT Savannah Agency Indonesia, yang beralamatkan Jalan Puri Raya Kembangan, Jakarta Barat. Saat dilakukan pengecekan secara sistem oleh petugas ternyata perusahaan itu tidak resmi.

"Kami sudah cek. Perusahaan tidak resmi, tidak ada izin rekrutmen dan penempatan. Ini jelas penipuan. Kalau Bapak tetap jalan, paspor Bapak bisa ditahan, kami di sini ingin membantu," ujar Benny.

Kepada wartawan, Benny menjelaskan bahwa 13 orang tersebut direncanakan akan dikirim ke beberapa negara seperti Qatar, Mesir, Turki, dan Dubai.

"Mereka ini dijanjikan akan dikerjakan di restoran kemudian di pabrik. Kalau melihat yang memberangkatkannya, kami cek tadi ke sistem perusahaan ini tidak ada izin untuk rekrutmen dan penempatan calon pekerja, artinya ini Ilegal," kata dia.

Menurut Benny, jika 13 orang itu tetap diberangkatkan, hal itu justru akan menyulitkan mereka setelah tiba di negara tujuan karena melalui jalur ilegal. Benny mensinyalir, PT Savannah Agency Indonesia itu merupakan agen travel.

"Jadi jangankan travel, LPK (lembaga pelatihan kerja) yang biasa memfasilitasi calon pekerja tidak punya izin atau menempatkan pekerja ke negara penempatan. Ini menjadi kerja sindikat ilegal, mereka hanya mengambil keuntungan," ujarnya.

Benny menambahkan, belasan pekerja itu juga telah dimintai uang sebelum keberangkatan. Nominalnya bervariasi mulai dari Rp 28 juta hingga Rp 30 juta. Jika mereka tidak bisa membayar, maka akan dilakukan pemotongan gaji saat mereka nantinya telah bekerja di negeri orang.

Benny memastikan akan menindak perusahaan yang hendak memberangkatkan 13 calon pekerja migran secara ilegal itu.

"Ini perdagangan orang yang harus kita perangi bersama. Negara tidak boleh kalah, kita tidak boleh memperdagangkan demi keuntungan semata," ujarnya.

Baca juga: Dalam Dua Bulan, 17 TKI Ilegal Asal NTT Meninggal di Malaysia

Sebanyak 13 orang yang ditampung di unit Apartemen tersebut dipindahkan sementara ke penampungan BP2MI di kawasan Ciracas Jakarta Timur. Mereka juga akan di berikan fasilitas sementara mulai dari makan dan tempat tinggal.

Berita ini telah ditayangkan di Warta Kota dengan judul: Gerebek Apartemen di Harmoni, Petugas BP2MI Dapati 13 Pekerja Migran yang Dikirim Secara Ilegal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com