Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Petamburan yang Lekat dengan Rizieq Shihab dan FPI

Kompas.com - 28/04/2021, 16:39 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Petamburan kembali menjadi sorotan ketika salah satu mantan petinggi ormas Front Pembela Islam (FPI), Munarman, ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Munarman ditangkap di kawasan Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, pada Selasa (27/4/2021) atas dugaan keterlibatannya dalam pembaiatan anggota ISIS di UIN Jakarta, Medan, dan Makassar.

Ia juga disebut berperan dalam mendirikan jaringan teror JAD dan ISIS di Indonesia.

Baca juga: Detik-detik Penangkapan Munarman, Berdebat dengan Polisi hingga Meminta Pakai Sandal

Pasca penangkapannya pada Selasa sore, polisi langsung bergerak ke bekas kantor Sekretariat FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.

Di sana, petugas mendapatkan sejumlah alat bukti terkait aksi terorisme, yakni serbuk dan cairan kimia yang menjadi komponen bahan peledak.

Saat dikonfirmasi mengenai penangkapan Munarman, Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa sedang dilakukan penggeledahan di Petamburan.

"Rekan-rekan tahu kan Petamburan," ujarnya, merujuk pada kawasan di mana markas FPI berdiri.

Baca juga: Densus 88 Polri Tangkap Mantan Petinggi FPI Munarman di Tangsel

Selain itu, Petamburan yang terletak di kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini juga merupakan tempat di mana pendiri FPI, Rizieq Shihab, lahir dan tumbuh besar.

Pria yang lahir pada 24 Agustus 1965 dari pasangan Habib Hussein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah Alatas ini menghabiskan masa kecilnya di kawasan tersebut.

Rizieq bersekolah di SDN 1 Petamburan dan lulus pada tahun 1975. Ia kemudian melanjutkan studinya ke SMP 40 Pejompongan, Jakarta Pusat.

Namun, karena jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan terlalu jauh, Rizieq kemudian dipindahkan ke sekolah yang relatif dekat dengan tempat tinggalnya, yakni SMP Kristen Bethel Petamburan.

Baca juga: UIN Jakarta Buka Suara soal Kegiatan Baiat ISIS yang Buat Munarman Ditangkap Polisi

 

Sejarah Petamburan

Menurut Dosen Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI) Lilie Suratminto, nama Petamburan berasal dari kata "tambur".

Tambur sendiri merupakan alat musik pukul berbentuk bundar. Instrumen ini sangat penting bagi pemerintah kolonial Belanda.

Pada zaman dahulu, ketika Indonesia masih dijajah, tambur digunakan saat parade baris berbaris serdadu Kompeni.

Alat musik ini juga digunakan untuk mengiring jenazah orang Eropa ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca juga: Sepak Terjang Munarman, dari Aktivis di YLBHI hingga Jadi Orang Kepercayaan Rizieq Shihab

Penabuh tambur menjadi profesi yang digaji oleh Kompeni, tulis Lilie dalam jurnalnya yang berjudul Nama-nama Tempat di Jakarta dan Kaitannya dengan Masa Kolonial.

Alkisah, kata Lilie, dahulu ketika rumah masih jarang, ada seorang penabuh tambur yang wafat di daerah Petamburan.

Ia kemudian dimakamkan di bawah pohon jati.

"Terciptalah nama Jati Petamburan yang sekarang disingkat dengan nama Petamburan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com