Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Surat Minta Takjil dan 150 Nasi Kotak per Hari ke Perusahaan, Ini Penjelasan Lurah Kayu Putih

Kompas.com - 02/05/2021, 17:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Kayu Putih Artika Ristiana menjelaskan soal permintaan kelurahannya kepada perusahaan agar membagikan takjil kepada warga di wilayahnya.

Dalam pesan berantai, disebutkan bahwa pihak Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogebang, Jakarta Timur, meminta kepada setiap perusahaan di wilayah itu agar menyediakan 150 nasi kotak untuk berbuka puasa.

"Kepada Bapak/Ibu pimpinan perusahaan di wilayah Kelurahan Kayu Putih, kiranya dapat menyediakan menu buka puasa sebanyak 150 box setiap harinya yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat di wilayah kumuh dan miskin. Teknis dan jadwal pembagian akan diberitahukan selanjutnya," tulis surat yang ditandatangani Artika itu.

Baca juga: Anies: Pengunjung Pasar Tanah Abang Sekitar 100.000 Orang Hari Ini

Artika mengonfirmasi bahwa itu surat dari pihak kelurahannya.

Dalam pesan berantai, disebutkan bahwa pihak Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogebang, Jakarta Timur, meminta kepada setiap perusahaan di wilayah itu agar menyediakan 150 nasi kotak untuk berbuka puasa.DOK. ISTIMEWA Dalam pesan berantai, disebutkan bahwa pihak Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogebang, Jakarta Timur, meminta kepada setiap perusahaan di wilayah itu agar menyediakan 150 nasi kotak untuk berbuka puasa.

Namun, ia heran, mengapa narasi yang beredar perusahaan merasa keberatan dengan permintaan Kelurahan Kayu Putih.

Artika menjelaskan, surat itu sesuai Instruksi Sekretaris Daerah (Insekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Nomor 40 Tahun 2021 tentang rangkaian kegiatan Ramadhan 1442H/2021 di DKI Jakarta.

"Saya malah kaget ini. Jadi saya tegaskan, itu tidak ada paksaan karena kami menindaklanjuti Insekda Nomor 40 Tahun 2021 tentang berbagi berkah Ramadhan dan salah satu kegiatannya Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Pangan," tutur Artika saat dihubungi, Minggu (2/5/2021).

Baca juga: [BERITA FOTO] Pasar Tanah Abang Lautan Manusia, Bersesakan di Tengah Pandemi Covid-19

Sebelum diterbitkan surat itu, Artika mengatakan bahwa pihak kelurahan telah mengadakan rapat guna membahas persediaan takjil di wilayahnya, termasuk dengan perusahaan-perusahaan di wilayah Kayu Putih.

"Surat saya tujukan kepada semua perusahaan di wilayah Kayu Putih tanpa terkecuali," kata Artika.

Sebelum ada surat itu, lanjut Artika, ada arahan Pemprov.

"Jadi ada tahap rapat dulu, setelah rapat, mereka menginginkan, 'Bu, kalau bisa kami dibikinkan suratnya juga'," kata Artika.

Artika mengatakan, setiap perusahaan tidak harus mengirimkan 150 nasi kotak per harinya.

Baca juga: Mulai Senin, KRL Tidak Setop di Stasiun Tanah Abang!

"Enggak harus 150 gitu. Punya berapa silakan, yang penting ada partisipasi dari teman-teman semua. Kalau punya 10 atau 20 pun enggak papa," kata Artika.

Artika menyebut, ini tidak hanya dilaksanakan di Kelurahan Kayu Putih saja, tetapi di seluruh kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.

"Jadi mereka sanggupnya berapa hari. Misal sanggupnya dua hari, atau sehari enggak papa, yang penting mereka ada partisipasi untuk warga," kata dia.

"Sekali lagi, ini bukan paksaan ya," imbuh Artika.

Ia mengatakan, takjil memang ditujukan kepada warga kumuh dan miskin.

Artika menyebut, hingga kini pihak kelurahan masih berhubungan baik dengan perusahaan-perusahaan di wilayah Kayu Putih, tanpa terkecuali.

Camat Pulogebang, Bambang Pangestu, juga angkat bicara terkait hal ini.

Bambang menyebut, 150 nasi kotak itu bukan setiap perusahaan.

"Satu kelurahan itu 150 per hari ya. Jadi bukan satu perusahaan atau perorangan yang 150 per hari," tutur Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com