Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Minta THR ke Pedagang Pasar Ciputat, Korban: 5 Orang Datang dalam 5 Menit

Kompas.com - 12/05/2021, 06:45 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dua pria diduga melakukan aksi pemerasan bermodus jatah tunjangan hari raya (THR) ke pedagang di kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (11/5/2021).

Pemerasan tersebut terungkap setelah salah satu korban merekam aksi kedua pelaku dan menyebarkan videonya ke media sosial.

Rupanya, sebelumnya pelaku lain juga meminta uang kepada pedagang.

"Jadi sebelum dia datang (dua orang dalam video), sudah banyak yang datang. Banyak banget. Selalu ada," ujar F, penjaga toko di kawasan Pasar Ciputat, saat diwawancarai pada Selasa.

Menurut F, ada lima orang yang datang ke tokonya dalam waktu lima menit. Puncaknya, ada dua pria yang memaksa memberikan jatah THR, lalu direkam oleh penjaga toko.

"Banyak banget, ya geramlah kitanya," ujar F.

Baca juga: Dua Pria Paksa Minta Jatah THR Lebaran ke Penjaga Warung di Pasar Ciputat

Sebelumnya, video aksi pemerasan dua pria kepada pedagang di kawasan Pasar Ciputat sempat viral di media sosial. Pemerasan itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 15.30 WIB.

Kedua pelaku tiba-tiba masuk ke dalam warung dan meminta jatah uang THR kepada dia dan dua penjaga lain di lokasi.

"Jadi dia tiba-tiba datang ke sini, dua orang dan dia minta jatah THR. Terus kami enggak kasih. Dia marah-marah," kata F.

F menyebutkan, dua pria tersebut tak membawa surat apa pun. Mereka juga sempat mengancam para penjaga toko.

Para penjaga warung kelontong itu menolak memberikan uang hasil dagangannya. Pelaku yang tak terima kemudian marah dan mengeluarkan kalimat bernada ancaman.

Terlebih lagi, korban F yang geram secara terang-terang merekam aksi kedua pelaku pemerasan tersebut.

"Toko ini enggak bakal lama, paling tidak satu tahun sudah gulung tikar. Gue tau kok belakang toko ini empang. Jangan salahin gue kalau toko ini dibobol," kata F menirukan perkataan pelaku.

Baca juga: Sopir Truk Sampah di Bekasi Tewas Tertimpa Bak Hidrolik yang Sedang Diperbaiki

Karena tak berhasil mendapatkan uang, kata F, kedua pelaku pergi meninggalkan warung kelontongnya.

F kemudian berinisiatif menyebarkan video rekaman aksi pemerasan tersebut ke media sosial dengan harapan kedua pelaku bisa segera ditindak.

"Dia ngakunya orang belakang. Warga sini. Saya enggak kenal namanya. Cuma dia setiap tahun ke sini. Selalu kami berdebat (menolak memberi), hampir berantem juga. Jadi kami sudah tahu tujuan dia datang," pungkasnya.

Hingga kini, kepolisian belum memberikan keterangan terkait dugaan pemerasan bermodus jatah THR Lebaran yang dialami pedagang di kawasan Pasar Ciputat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com