Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Gotong-royong Sepi Peminat di Kabupaten Bekasi, Salah Satunya karena Fenomena Antivaksin

Kompas.com - 20/05/2021, 18:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Fenomena antivaksin disebut jadi salah satu faktor perusahaan-perusahaan di Kabupaten Bekasi belum ikut-serta dalam program vaksin gotong-royong.

Sebagai informasi, dalam program vaksinasi gotong-royong yang diluncurkan sejak Selasa (18/5/2021), perusahaan diizinkan membeli vaksin Covid-19 untuk diberikan secara cuma-cuma kepada para pegawainya.

Apabila menggunakan vaksin pabrikan Sinopharm, total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk 2 kali penyuntikan vaksin buat 1 orang pegawai mencapai sekitar Rp 900.000.

Baca juga: Vaksinasi Gotong-royong Sepi Peminat di Kabupaten Bekasi, Apindo: Hanya Perusahaan Besar yang Sanggup

"Ada beberapa perusahaan yang menyampaikan ke saya, disinyalir sebagian karyawan itu tidak mau divaksin. Ada yang tidak mau divaksin," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Sutomo, ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (20/5/2021) sore.

"Jadi daripada dia (perusahaan) terjadi konflik dengan karyawannya maka dia lebih baik menahan diri," imbuhnya.

Sutomo mengonfirmasi bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi di 1-2 perusahaan di Kabupaten Bekasi, melainkan dapat dijumpai secara umum.

Hal ini membuat perusahaan berpikir ulang untuk menginvestasikan uangnya buat vaksinasi gotong-royong, sebab ada risiko vaksin yang sudah dibeli jadi mubazir.

"Di Kabupaten Bekasi itu banyak (pegawai) yang begitu (enggan divaksinasi). Saya juga enggak mengerti, kenapa mereka berpikir seperti itu," kata Sutomo.

Baca juga: John Kei Divonis 15 Tahun Penjara, Kuasa Hukum: Sedih, Prihatin, Kami Tahu Dia Sudah Berubah

"Padahal yang membayar itu kan perusahaan. Kalau toh nanti disuntikkan, yang bayar perusahaan. Tapi kenapa dia (pegawai) tidak mau?" lanjutnya.

Meski demikian, fenomena antivaksin di atas bukan faktor tunggal atas program vaksinasi gotong-royong yang sepi peminat di Kabupaten Bekasi, kendati wilayah ini merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia, dengan banyak perusahaan tersebar dari level mikro hingga multinasional.

Faktor lain, utamanya, adalah situasi ekonomi yang belum pulih benar sejak awal masa pandemi.

Ditambah lagi, tak ada jaminan bahwa jika karyawan sudah divaksin, maka tidak ada lagi kasus Covid-19 yang ditemukan di lingkungan perusahaan.

Perusahaan-perusahaan, kata Sutomo, lebih memilih menginvestasikan uangnya untuk mengendalikan Covid-19 dari tes dan penerapan protokol kesehatan.

"Kalau rapid test antigen itu Rp 190.000. Kemudian di sana dia (perusahaan) melakukan pengetatan dan ada beberapa perusahaan yang betul-betul fokus dan melakukan evaluasi selama 1 bulan," kata Sutomo.

"Secara kontinu dilakukan evaluasi, setiap berapa hari diperiksa, ya itu, negatif semuanya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di KM 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di KM 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com