Salin Artikel

Vaksin Gotong-royong Sepi Peminat di Kabupaten Bekasi, Salah Satunya karena Fenomena Antivaksin

BEKASI, KOMPAS.com - Fenomena antivaksin disebut jadi salah satu faktor perusahaan-perusahaan di Kabupaten Bekasi belum ikut-serta dalam program vaksin gotong-royong.

Sebagai informasi, dalam program vaksinasi gotong-royong yang diluncurkan sejak Selasa (18/5/2021), perusahaan diizinkan membeli vaksin Covid-19 untuk diberikan secara cuma-cuma kepada para pegawainya.

Apabila menggunakan vaksin pabrikan Sinopharm, total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk 2 kali penyuntikan vaksin buat 1 orang pegawai mencapai sekitar Rp 900.000.

"Ada beberapa perusahaan yang menyampaikan ke saya, disinyalir sebagian karyawan itu tidak mau divaksin. Ada yang tidak mau divaksin," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Sutomo, ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (20/5/2021) sore.

"Jadi daripada dia (perusahaan) terjadi konflik dengan karyawannya maka dia lebih baik menahan diri," imbuhnya.

Sutomo mengonfirmasi bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi di 1-2 perusahaan di Kabupaten Bekasi, melainkan dapat dijumpai secara umum.

Hal ini membuat perusahaan berpikir ulang untuk menginvestasikan uangnya buat vaksinasi gotong-royong, sebab ada risiko vaksin yang sudah dibeli jadi mubazir.

"Di Kabupaten Bekasi itu banyak (pegawai) yang begitu (enggan divaksinasi). Saya juga enggak mengerti, kenapa mereka berpikir seperti itu," kata Sutomo.

"Padahal yang membayar itu kan perusahaan. Kalau toh nanti disuntikkan, yang bayar perusahaan. Tapi kenapa dia (pegawai) tidak mau?" lanjutnya.

Meski demikian, fenomena antivaksin di atas bukan faktor tunggal atas program vaksinasi gotong-royong yang sepi peminat di Kabupaten Bekasi, kendati wilayah ini merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia, dengan banyak perusahaan tersebar dari level mikro hingga multinasional.

Faktor lain, utamanya, adalah situasi ekonomi yang belum pulih benar sejak awal masa pandemi.

Ditambah lagi, tak ada jaminan bahwa jika karyawan sudah divaksin, maka tidak ada lagi kasus Covid-19 yang ditemukan di lingkungan perusahaan.

Perusahaan-perusahaan, kata Sutomo, lebih memilih menginvestasikan uangnya untuk mengendalikan Covid-19 dari tes dan penerapan protokol kesehatan.

"Kalau rapid test antigen itu Rp 190.000. Kemudian di sana dia (perusahaan) melakukan pengetatan dan ada beberapa perusahaan yang betul-betul fokus dan melakukan evaluasi selama 1 bulan," kata Sutomo.

"Secara kontinu dilakukan evaluasi, setiap berapa hari diperiksa, ya itu, negatif semuanya," jelasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/20/18591941/vaksin-gotong-royong-sepi-peminat-di-kabupaten-bekasi-salah-satunya

Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke