Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Stok Vaksin Astrazeneca di Jakarta yang Akan Kedaluwarsa...

Kompas.com - 09/06/2021, 09:29 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Erizon menyebut, kekhawatiran masyarakat akan vaksin Astrazeneca ini muncul karena adanya kasus meninggal dunia setelah penyuntikan vaksin. Padahal, ia mengeaskan, kasus kematian itu sebenarnya tidak terkait langsung dengan vaksinasi.

"Memang ada beberapa kasus (kematian), tapi belum tentu berkaitan langsung dengan vaksin. Itu yang harus kita yakinkan," katanya.

Selain menggencarkan sosialisasi, Pemkot Jakpus juga telah memperluas sasaran vaksinasi untuk meningkatkan percepatan penyuntikan vaksin.

Baca juga: 400.000 Stok Vaksin Astrazeneca di Jakarta Kedaluwarsa Akhir Juni

"Perluasan vaksinasi menyasar warga pra lansia berusia 50 hingga 59 tahun, termasuk warga di 98 RW kumuh dan kawasan terpadu, pekerja ritel dan pelaku UKM" ujar Erizon.

Erizon menargetkan, bisa memvaksinasi 1.200 orang per kelurahan setiap harinya sampai akhir bulan ini.

Jakarta Pusat sendiri memiliki 44 kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan. Artinya apabila target tersebut tercapai, maka 52.800 vaksin yang akan kedaluwarsa bisa terpakai setiap hari.

Komunikasi yang Tepat

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, masa kedaluwarsa vaksin Astrazeneca sebenarnya relatif sama dengan vaksin merk lain, yakni 6 bulan setelah produksi.

Namun, ia menilai vaksin Astrazeneca yang masuk ke Indonesia memiliki waktu kedaluwarsa yang relatif cepat karena telat diimpor.

"Karena dia impor, jadi mungkin sudah diproduksi beberapa minggu atau beberapa bulan sebelumnya. Jadi pas masuk sini tinggal sedikit masa pakainya," kata Dicky.

Ini berbeda dengan vaksin Sinovac. Meski berasal dari China, namun vaksin Sinovac diproduksi langsung di Indonesia melalui PT Bio Farma sehingga masa pakainya bisa lebih panjang.

Baca juga: Ribuan Vial Vaksin AstraZeneca yang Belum Digunakan di Sulsel Hampir Kedaluwarsa

Oleh karena itu, ia menilai harusnya pemerintah sejak awal mengebut proses vaksinasi dengan vaksin Astrazeneca. Jadi bukan menunggu sampai vaksin tersebut hampir kedaluwarsa.

Dicky mengakui sejumlah kasus kematian usai penyuntikan vaksin Astrazeneca memang bisa menjadi hambatan. Namun, harusnya pemerintah bisa membangun komunikasi yang baik.

"Makanya butuh komunikasi yang tepat. Astrazeneca sebenarnya relatif aman khususnya usia 50 tahun. Dan dia lebih efektif dalam menangkal varian-varian baru," katanya.

Dicky pun menyarankan pemerintah untuk lebih menyasar kalangan lansia seperti Purnawiran TNI atau pensiunan ASN dalam percepatan vaksinasi Astrazeneca ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com