JAKARTA, KOMPAS.com - Merebaknya penyebaran virus corona varian Delta yang diyakini lebih mudah menyerang anak-anak membuat jumlah pasien anak di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet meningkat.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin mengatakan jumlah pasien anak mencapai 10 persen dari total pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Hingga Rabu (23/6/2021), lebih dari 8.000 orang tengah dirawat di Wisma Atlet.
"Saat ini cukup banyak (pasien anak-anak), ada yang usia 2 tahun, yang masih dalam gendongan juga ada," uajr Arifin.
Baca juga: Alarm dari RS Wisma Atlet, Pasien Positif Dipulangkan hingga Teror Sirene
Seorang pasien yang pernah dirawat di RSDC Wisma Atlet, James Andi Parinding, menyaksikan sendiri betapa banyaknya anak-anak yang dirawat di sana.
Bahkan, bayi di bawah lima tahun (balita) juga banyak. Mereka didampingi oleh orangtua mereka yang juga terpapar virus corona.
"Anak di bawah 10 tahun sama balita yang amsih 11 bulan juga banyak," kata James. "Mungkin kena dari orangtuanya".
James menambahkan, banyak pasien anak yang hanya mengalami gejala ringan sehingga masih bisa bermain besama di lapangan RS Wisma Atlet.
Baca juga: Tinjau Tempat Pemakaman Covid-19, Anies: Air Mata Tak Berhenti Mengalir
Namun, tak sedikit juga yang mengalami gejala berat sehingga harus dipasangi selang untuk bantuan pernapasan.
"Saya sama adek saya waktu masih di RSDC itu sempat ketemu dengan seorang bapak yang sedang mengendong anaknya sekitar umur 2 tahun, di mana anak kecil itu di pasangin alat berupa selang di hidungnya," ucap James.
"Saya sedih sekali lihat anak kecil yang tidak tahu apa-apa bisa terpapar Covid-19," sambungnya.
James sendiri masuk ke RS Wisma Atlet pada 11 Juni dan keluar pada 21 Juni. Di sana, ia dirawat bersama ibu, bapak, dan dua orang adiknya yang juga positif Covid-19.
Baca juga: Ambulans Tak Cukup, Jenazah Pasien Covid-19 di Jakarta Diangkut dengan Truk
Pada Minggu (20/6/2021), Jakarta mencatatkan penambahan kasus harian sebanyak 5.582 kasus, 879 di antaranya adalah anak-anak.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Sementara 4.261 kasus terjadi pada masyarakat usia 19-59 tahun, dan sisa 442 kasus menimpa lansia di atas 60 tahun.
"Kami mengingatkan warga untuk menghindari keluar rumah membawa anak-anak," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, Minggu.
Baca juga: PPKM di Jakarta Diperketat: Barbershop, Kolam Renang, hingga Bioskop Kembali Ditutup
Varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di India, yakni varian Delta (B.1617.2), dikhawatirkan lebih menular di kalangan anak-anak.
Laporan CNBC.com pada Rabu (16/6/2021) mengungkap bahwa transmisi virus corona varian Delta, yang saat ini mendominasi di Inggris, meningkat di kalangan anak-anak usia 12 hingga 20 tahun.
Sementara laporan dari BMJ.com, sebuah situs penyedia informasi kesehatan global, menyingkap data yang mengejutkan dari Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE).
PHE mencatat sebanyak 140 klaster penyebaran varian Delta di sekolah hingga akhir Mei 2021.
Varian Delta sendiri pertama kali teridentifikasi di India pada Oktober tahun lalu, dan kini sudah menyebar ke lebih dari 80 negara, termasuk Indonesia.
(Penulis : Ihsanuddin/ Editor : Sandro Gatra)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.