Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah PPKM Darurat, Gerombolan Pemuda Ini Malah Konvoi dan Bawa Celurit

Kompas.com - 04/07/2021, 06:27 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap gerombolan anak muda di perlintasan rel Stasiun Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (4/7/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.

Mereka ditemukan polisi sedang konvoi naik motor di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Kepala Unit 2 Satuan Patroli dan Pengawalan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKP Harnas Prihandito mengatakan, penangkapan sejumlah pemotor tersebut berawal dari patroli rutin yang dilakukan oleh jajarannya.

"Mereka bergerombol di jalan, kita ikuti tepat di depan rel kereta, semuanya kita berhentikan untuk menertibkan mereka," ujar Harnas di lokasi, Minggu dini hari.

Baca juga: Animal Defender Indonesia Tawarkan Rawat Hewan yang Pemiliknya Positif Covid-19, Begini Caranya

Polisi menangkap lima orang dari total gerombolan anak muda yang sedang konvoi. Sementara itu, anggota gerombolan lainnya berhasil kabur ke permukiman warga.

"Proses berlanjut kita temukan mereka membawa senjata berupa celurit. Ada lima senjata tajam yang kita amankan," tambah Harnas.

Salah satu pemuda yang ditangkap mengaku berasal dari mereka kawasan Kalibaru, Jakarta Pusat. Ia mengaku hanya ikut-ikut naik motor bersama teman-temannya.

"Ikut naik motor doang saya," ujar pemuda tersebut saat ditanya wartawan.

Ia mengaku tahu saat ini Jakarta sedang berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Ia tak menjawab alasan konvoi naik motor bahkan sampai membawa senjata tajam.

Tak gunakan helm dan bawa motor pretelan

Polisi menangkap gerombolan anak muda di perlintasan rel Stasiun Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (4/7/2021) dini hari. Dari para pemotor, polisi menemukan senjata tajam dan membawa motor.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Polisi menangkap gerombolan anak muda di perlintasan rel Stasiun Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (4/7/2021) dini hari. Dari para pemotor, polisi menemukan senjata tajam dan membawa motor.

Harnas mengatakan, gerombolan pemuda yang naik motor itu tak menggunakan helm. Beberapa motor terlihat ditumpangi oleh tiga orang.

"Dan motor yang mereka bawa itu memang motor pretelan," ujar Harnas.

Gerombolan anak muda itu konvoi naik motor di Jalan Letjen Suprapto menuju perlintasan rel Stasiun Senen. Di dekat perlintasan rel kereta api, polisi berhentikan mereka.

Baca juga: RS Kolaps, Sedikitnya 265 Pasien Meninggal Saat Isolasi Mandiri Sebulan Terakhir

Gerombolan anak muda itu kemudian kocar-kacir saat polisi berhentikan mereka. Ada yang lari ke pemukiman warga.

Harnas mengatakan, pihaknya mengamankan sembilan motor dari gerombolan motor.

Ia menambahkan, kelima pemuda dan kendaraan akan dibawa ke kantor polisi terdekat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com