Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Pasien Covid-19 Melonjak, Keluarga Diminta Sabar Tunggu Proses Pemulasaraan

Kompas.com - 14/07/2021, 15:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga Depok, Jawa Barat, diminta bersabar menanti petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 apabila ada kerabat yang meninggal karena infeksi virus SARS-CoV-2 itu.

Pasalnya, saat ini para relawan pemulasaraan juga menghadapi kerja yang berat lantaran jumlah kematian harian akibat Covid-19 melonjak drastis.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo, membenarkan bahwa jenazah pasien Covid-19 kini harus mengantre sebelum bisa dimakamkan.

"Dengan kasus tinggi ini diharapkan masyarakat agar sabar," ujar Denny kepada Kompas.com pada Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Warga Tangerang Heboh Suara Pesawat, Humas AirNav: Kemungkinan Cargo Antonov

"Yang meninggal akan dikerjakan (dimakamkan) berdasarkan (urutan) data yang ada," lanjutnya.

Ia memberi contoh, pada pekan lalu, ada seorang pasien suspek Covid-19 meninggal di kediamannya di Pancoran Mas pada pagi hari.

Relawan harus terlebih dulu menyambangi keluarga korban dan meminta pengertian bahwa timnya akan kembali dalam beberapa waktu.

Sebab, pada saat itu, tim yang anggotanya berjumlah sekitar 4 relawan itu sedang berjibaku mengurusi 11 antrean jenazah pasien Covid-19 yang telah lebih dulu dilaporkan.

Saat itu, 5 jenazah telah menunggu dijemput di RS Bhakti Yuda dan 6 jenazah lainnya tersebar di rumah masing-masing.

"Yang penting kan semuanya tertangani. Kita juga harus lihat dedikasi teman-teman, relawan-relawan ini, yang juga bagian dari masyarakat, yang mau bekerja dengan risiko tinggi," kata Denny.

Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Delta dengan Umum

Pemerintah telah membentuk hotline per kecamatan untuk pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.

Selain itu, para relawan yang berjumlah total 64 orang, telah dibagi ke 11 kecamatan berdasarkan domisili masing-masing guna memangkas waktu dan jarak.

"Permasalahannya, di TPU juga sekarang harus menginformasikan penguburan untuk jenazah agar memiliki lubang. Percuma juga kita bawa jenazah dengan ambulans, di sananya lubangnya nggak ada," ungkap Denny.

"Pemulasaraan jenazahnya mah paling lama sejam. Habis itu anggota keliling lagi menggunakan motor," imbuhnya.

Ia berharap agar warga bersedia bahu-membahu sembari mempersiapkan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19, terutama yang meninggal ketika isolasi mandiri, semisal mencari mobil jenazah.

Baca juga: Petugas Damkar Bantu Pemakaman Jenazah Seberat 300 Kg di Duren Sawit, Ada Peti Khusus hingga Katrol

"Kalau mau nunggu mobil TPU, ya tidak mungkin lah, orang mobil TPU terdiri dari 2 mobil jenazah dan 1 mobil damkar, bagaimana 3 unit mau keliling se-Depok?" ujar Denny.

Selama beberapa pekan terakhir, kematian akibat Covid-19 di Depok mencapai kisaran 15-30 korban per hari.

Jumlah itu belum memasukkan angka kematian korban berstatus suspek dan probabel yang tidak dipublikasikan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com