JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran terus berkurang dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan menurunnya kasus harian di Ibu Kota.
Berdasarkan data pada Selasa (27/7/2021) pagi ini pukul 08.00 WIB, ada 3.486 pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet.
Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan, jumlah pasien pagi ini berkurang dibandingkan data kemarin.
Baca juga: Pasien di RS Wisma Atlet Terus Berkurang, Kini 3.929 Orang
"Jumlahnya berkurang 443 orang, semula 3.929 jadi 3.486," kata Aris, Selasa pagi.
Aris mengatakan, seluruh pasien itu dirawat di empat tower RS Wisma Atlet Kemayoran, yakni tower 4, 5, 6 dan 7. Para pasien itu umumnya mengalami gejala sedang hingga berat.
Sementara itu, pasien yang mengalami gejala ringan atau pun tanpa gejala menjalani perawatan di RSDC Rusun Nagrak serta RSDC Pasar Rumput.
Baca juga: Gedung Arafah Asrama Haji Pondok Gede Rawat Pasien Covid-19 Gejala Berat hingga Kritis
Berdadarkan data pagi ini, ada 223 pasien yang menjalani rawat inap di tower 1, 2 dan 3 Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara. Jumlah itu juga mengalami penurunan dibandingkan data kemarin.
"Jumlah pasien rawat inap di Rusun Nagrak berkurang 59 orang dibanding kemarin," kata Aris.
Sementara di RSDC Pasar Rumput, ada 192 orang yang menjalani rawat inap. Jumlahnya bertambah 49 orang dibandingkan data kemarin.
Baca juga: Wali Kota Imbau Warga Jakarta Utara yang Terpapar Covid-19 Jalani Isolasi di Rusun Nagrak
Disaat bersamaan, terjadi penurunan kasus Covid-19 di ibu kota. Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan, tren positivity rate Covid-19 di Jakarta mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir.
Setelah sempat menyentuh angka 43 persen pada 13 Juli lalu, angka ini perlahan menurun dan kemudian sampai pada angka 24 persen pada 24 Juli kemarin.
Anies mengeklaim, tren penurunan positivity rate tersebut dibarengi dengan jumlah testing yang semakin tinggi. Menurut dia, testing Covid-19 di Jakarta sudah 30 kali lebih tinggi dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
"Jadi ada tren positivity rate yang menurun, di sisi lain testing kita di Jakarta itu selalu tinggi yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan," ujar Anies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.