Sadar bahwa ia tidak akan mampu memenuhi targetnya dengan sisa usia yang ada, pria 64 tahun ini memberikan wasiat kepada anak-anak dan cucu-cucunya untuk meneruskan janjinya membangun 1.000 masjid dari Sabang sampai Merauke.
Bagi Jusuf Hamka, Masjid Babah Alun berperan sebagai sarana syiar Islam dan juga destinasi wisata religi yang bebas didatangi siapapun juga, termasuk wisatawan mancanegara.
Bahkan untuk memudahkan wisatawan Tiongkok bila berkunjung ke Masjid Babah Alun, disediakan informasi bertuliskan aksara China.
Jusuf Hamka terlahir dengan nama Joseph Alun. Sejak kecil ia hidup sederhana dan membantu perekonomian keluarga dengan berjualan es mambo di Masjid Istiqlal.
Baca juga: Jusuf Hamka, Pengusaha yang Ingin Jadi Mother Teresa Versi Jakarta
"Dulu saya hidup karena ditolong orang. Dari sedekah orang. Saya jual es mambo, temen saya dulu omzetnya misalnya Rp 100 ribu, saya pulang bisa bawa Rp 130 ribu. Karena apa? orang tuh duit lebihannya 'udah ambil deh' mereka sedekah, kasih infaq ke saya. Gitu,"
"Pembeli saya dulu kebanyakan jamaah Masjid Istiqlal. Saya dagang di Istiqlal, belum jadi mualaf. Itu saya masih (usia) 10 tahun. Saya bilang, kok orang islam baik-baik ya," katanya.
Kecintaannya terhadap Islam terus menerus berlanjut.
Di bulan Maret 1981, akhirnya Alun Joseph memiliki sebuah niat besar untuk menjadi seorang mualaf. Ia dituntun masuk islam oleh seorang ulama besar Buya Hamka yang ia temui di Al Azhar Jakarta.
Sejak saat itu, Joseph Alun menjadi putra angkat ulama tersebut dan mengganti namanya menjadi Jusuf Hamka. (Antara/ Laily Rahmawaty)
Artikel ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul “Jusuf Hamka dengan cita-cita bangun 1.000 masjid”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.