JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Vaksinasi Merdeka di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 25 Kramatjati, Jakarta Timur, hanya ditangani oleh satu orang dokter.
Akibatnya, hanya 100 orang yang bisa dilayani di tempat vaksinasi itu setiap harinya.
"Nakes-nya terbatas, maka kami batasi hanya 100 orang per hari agar tidak terjadi kerumunan," kata Pengawas Program Vaksinasi Merdeka dari Polda Metro Jaya Ipda Sri Handayani, Kamis (5/8/2021), dilansir dari Antara.
Handayani mengatakan, jika ada lebih 100 orang yang mendaftarkan vaksinasi, sisanya akan dialihkan ke esok hari.
Adapun, dokter yang bertugas hanya dibantu oleh kader dasawisma setempat.
Baca juga: Cerita Dokter Internship Bergaji Rp 3 Juta Saat Pandemi: Beli APD Sendiri, Kerja Bisa 24 Jam
Setiap harinya, ada enam petugas dari kepolisian memantau area vaksin untuk menghindari kerumunan di lokasi tersebut.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin tahap satu Sinovac dengan kriteria umur 12-59 tahun.
Kekurangan nakes juga terjadi dalam pelaksanaan Vaksinasi Merdeka di RW 001 Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur.
Akibatnya, pelaksanaan vaksinasi di RW tersebut digabung ke RW 006 Ciracas.
"Enggak batal, tetapi digabung di RW 006," kata Lurah Ciracas Rikia Marwan kepada Kompas.com, Senin (2/8/2021) lalu.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.