Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini, Kualitas Udara di Jakarta dan Daerah Sekitarnya Buruk

Kompas.com - 07/08/2021, 08:43 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Sabtu ( 7/8/2021) pukul 07.42 WIB, kualitas udara di Jakarta ditandai warna oranye alias memiliki kualitas yang buruk untuk golong orang dengan kesehatan yang sensitif.

Berdasarkan platform iqair.com, kualitas udara di Jakarta lebih buruk dibandingkan dengan daerah di sekitarnya, yakni Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bogor, pada pagi ini.

Pengukuran IQair, terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI.

Baca juga: Hari Ini, Kualitas Udara di Jakarta Ada di Peringkat 9 Terburuk di Dunia

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.

Adapun, konsentrasi PM 2,5 di Jakarta pagi ini dilaporkan di atas ambang tersebut. Yaitu dengan torehan 48,2 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut sempat menyentuh 65 mikrogram per meter kubik pada pukul 00.00 -01.00 WIB tadi malam.

Baca juga: Tolak Pengelolaan Sampah dengan Insinerator di Taman Tebet, Walhi: Menambah Pencemaran Udara

Buruknya kualitas udara pagi ini bahkan termasuk terburuk kelima se dunia menurut IQair dengan indeks kualitas udara/air quality indeks (AQI) sebesar 132.

Sedangkan, urutan tertinggi adalah Salt Lake City, Amerika Serikat dengan nilai AQI di angka 180

Sementara itu, torehan Jakarta pagi ini cukup jauh di atas standar, jika dibandingkan dengan Tangerang dan Tangerang Selatan.

Kota Tangerang dilaporkan memiliki konsentrasi PM 2,5 sebesar 32,2 mikrogram per meter kubik.

Sedangkan, Kota Tangerang Selatan, berada sedikit di atasnya dengan konsentrasi PM 2,5 sebesar 33,2 mikrogram per meter kubik.

Sementara itu, Bodebek pagi ini dinilai memiliki kualitas udara yang baik. Bogor memiliki konsentrasi PM 2,5 sebesar 18,9 mikrogram per meter kubik.

Bahkan, Depok dan Bekasi memiliki konsentrasi PM 2,5 jauh di bawah batas yang ditentukan, yakni masing-masing sebesar 8,1 dan 8,7 mikrogram per meter kubik saja.

Dengan tingkat polusi demikian, kualitas udara di Jakarta, Tangerang, dan Tangerang Selatan dinilai berisikp mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com