Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terapis Bekam Tewas: Jasad Ditemukan Terkubur Setengah Badan, Ada Tanda Kekerasan di Wajah

Kompas.com - 09/08/2021, 08:53 WIB
Djati Waluyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI,KOMPAS.com - Sesosok jenazah perempuan ditemukan setengah terkubur di lahan kosong di kolong Tol Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jumat (6/8/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.

Kapolsek Jatisampurna Polres Metro Bekasi Kota Iptu Santri Dirga mengatakan, identitas jenazah tersebut sudah diketahui. Korban bekerja sebagai terapis bekam panggilan.

"Korban perempuan berinisial RSJ berusia 33 tahun. Warga Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur," kata Dirga, Sabtu (7/8/2021).

Baca juga: Terapis Bekam Ditemukan Tewas, Terkubur Setengah Badan di Kolong Tol Jatikarya

Dirga berujar, korban ditemukan warga yang sedang bekerja mencari rumput di sekitar lokasi.

"Mayat itu terkubur gundukan tanah setengah badan. Jadi tidak digali, karena ada gundukan tanah, dia jadi cuma ditumpuk doang pakai tanah," ujar dia.

Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan barang bukti berupa pakaian, jilbab, cadar, sepatu, kacamata, dan cincin.

Dirga mengungkapkan, korban tinggal bersama kedua orangtuanya.

"Korban pamit kerja pada hari Rabu, 4 Agustus 2021, pukul 09.00 WIB, dengan menggunakan sepeda motor," ucap Dirga.

Saat keluar rumah, korban membawa tas ransel yang berisikan peralatan bekam. 

Hasil otopsi: ada tanda kekerasan

Jenazah RS telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.

Hasil otopsi terhadap jenazah RSJ menunjukkan ada tanda-tanda kekerasan. Hasil otopsi juga menunjukkan, korban meninggal karena mati lemas atau kekurangan oksigen yang bisa terjadi karena tenggelam dalam air, tercekik, atau karena alasan lainnya.

"Hasil otopsi menyimpulkan bahwa korban meninggal karena mati lemas," tutur Dirga.

Baca juga: Ada Tanda-tanda Kekerasan di Tubuh Terapis Bekam yang Ditemukan Tewas di Kolong Tol Jatikarya

Dirga mengatakan, ditemukan luka kekerasan di bagian wajah korban berusia 33 tahun tersebut.

"Ada tanda-tanda kekerasan pada wajah, terutama di dahi dan bibir. Selain itu, tidak ada tanda kekerasan lainnya," lanjut Dirga.

Meski demikian, pihaknya masih melanjutkan proses penyelidikan. Belum diketahui apakah korban tewas dibunuh atau jadi korban begal.

"Masih belum bisa disimpulkan karena alat buktinya masih minim," kata Dirga.

Pihak keluarga minta kasus diusut tuntas

Pihak keluarga berharap polisi mengusut tuntas kasus tewasnya RSJ.

"Mudah-mudahan segera terungkap (kasusnya), jangan terkatung-katung. Jangan sampai mengambanglah kasusnya," ucap ayah RSJ, Sumaryanto, Minggu (8/8/2021).

Dia mengatakan, RSJ terakhir kali pamit untuk bekerja pada Rabu (4/8/2021) siang.

"Terakhir almarhum itu pamitnya kerja. Saliman sama saya, saya pesan, 'Hati-hati, pulangnya jangan malam-malam'," ujar Sumaryanto.

Baca juga: Terapis Bekam Ditemukan Tewas, Keluarga Berharap Polisi Usut Tuntas

Dia menuturkan, RSJ terkadang pulang malam, atau bahkan tidak pulang, tetapi saat tidak pulang ke rumah RSJ selalu memberi kabar.

"Biasanya tidak pulang, terus telepon. Kan jelas, orangtua enggak nungguin," ucap Sumaryanto.

Namun, pada Rabu malam, tidak ada pesan yang diterima keluarga dari korban.

"(Kamis) paginya, saya hubungi, kok enggak dijawab. Pesan WhatsApp centang satu terus. Berarti kan enggak dibaca," ujar Sumaryanto.

Hingga Jumat pukul 11.00 WIB, RSJ ditemukan tewas di kolong Tol Jatikarya. Sore harinya, kata Sumaryanto, polisi datang ke rumah.

Pihak kepolisian menanyakan ciri-ciri korban kepada pihak keluarga dan kebetulan semuanya cocok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com