Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Dugaan Suntik Vaksin Covid-19 Kosong di Pluit, Diselidiki Polisi hingga Nakes Diingatkan Tak Lalai

Kompas.com - 10/08/2021, 06:17 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Kita sudah bilang semua sentra vaksinasi kita, tenaga kesehatan kita akan lebih ketat lagi dalam penyuntikan dan pemeriksaan pasien," ucap Yudi.

"Jangan sampai ada yang lalai lagilah, petugas kita sudah kita tempatkan semua di sentra vaksin," lanjutnya.

3. Persatuan perawat angkat bicara

Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Indonesia (PPNI) Kota Administrasi Jakarta Utara ikut angkat bicara terkait dugaan kasus penyuntikan vaksin kosong ini.

Mereka mendukung langkah kepolisian dalam penyelidikan kasus dugaan suntik vaksinasi kosong di kawasan Pluit.

Ketua Dewan Pengurus Daerah PPNI Jakarta Utara Maryanto menilai, langkah penyelidikan diperlukan untuk memastikan duduk perkara kasus yang tidak hanya bisa dilihat melalui potongan video saja.

"Video itu bisa saja multitafsir. Tapi pada prinsipnya, kami (DPD) PPNI Jakarta Utara siap berkerja sama dengan Polres Metro Jakarta Utara dalam menyelidiki kasus ini," kata Maryanto dalam keterangannya.

Baca juga: Persatuan Perawat Jakarta Utara Dukung Polisi Selidiki Kasus Dugaan Suntik Vaksin Kosong di Pluit

"Jadi dalam kasus ini perlu penyelidikan dan pengembangan yang mendalam dan komprehensif. Kita tidak bisa menduga-duga, termasuk juga memeriksa pasien, pembuat, dan penyebar videonya. Bahkan bisa saja uji laboratorium memastikan apakah vaksin sudah atau belum disuntikkan ke tubuh pasien," sambungnya.

Maryanto juga memastikan vaksinator dalam video tersebut bukan anggota DPD PPNI Kota Administrasi Jakarta Utara.

4. Pernyataan Lurah Pluit

Lurah Pluit Rosiwan membenarkan bahwa rekaman video itu terjadi di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa pelaksana vaksinasi itu sebuah yayasan.

"Kejadiannya tanggal 6, hari Jumat, lokasi di Sekolah IPK di pinggir Waduk Pluit," kata Rosiwan saat dihubungi Kompas.com.

"Saya belum begitu paham masalah itu karena vaksinasi itu yang mengadakan yayasan, jadi nakes itu semua dari yayasan," kata dia.

Rosiwan menambahkan, pihaknya hanya ikut memantau pelaporan dari data pelaksanaan vaksinasi lantaran kasus ini sedang ditangani pihak kepolisian.

"Itu sudah ditangani kepolisian. Nah itu sudah bukan ranah kami kan, pihak kepolisian yang berwenang, kami hanya monitor saja, untuk laporan jumlah yang divaksin berapa," lanjut Rosiwan.

Baca juga: Kasus Dugaan Penyuntikan Vaksin Kosong, Lurah Pluit Sebut Pelaksana Vaksinasi Sebuah Yayasan

Rosiwan belum dapat memastikan apakah korban merupakan warganya atau bukan.

Pelaksanaan vaksinasi di lokasi tersebut sudah berjalan satu bulan dan saat itu dibuka untuk umum.

"Itu pelayanannya yayasan, ada beberapa juga warga Pluit (vaksinasi) di sana, pelayanannya sudah sebulan setengahlah," ujar Rosiwan.

"Kurang tahu apakah itu (korban) siswa atau warga, karena kan siswa udah selesai waktu itu. Saat itu vaksinasi umum dan daftarnya secara online," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com