Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Perjuangan Jatinegara, Simbol Perjuangan 16 Daerah di Jakarta Timur

Kompas.com - 10/08/2021, 15:22 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Monumen Perjuangan Jatinegara terletak di ujung Jalan Matraman Raya pada pertemuan antara Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Urip Sumoharjo, Jakarta Timur. Dilihat dari depan, monumen yang dirancang dan dibuat pematung Haryadi itu berlatar Gereja Koinonia.

Monumen Perjuangan Jatinegara berbentuk dua patung manusia, berdiri di landasan beton setinggi tiga meter dari permukaan tanah.

Baca juga: Patung Hermes, Saksi Sibuknya Kawasan Harmoni yang Sempat Hilang

Patung pertama adalah sosok pemuda bertinggi 2,5 meter, berdiri dengan tangan sedekap sembari memeluk senapan dan dilengkapi peralatan perang seperti pistol dan granat. Di sampingnya, berdiri patung anak laki-laki setinggi satu meter yang mengenakan celana pendek, tanpa baju, dan kaki telanjang. Di lehernya bergantung sebuah ketapel.

Awalnya, monumen itu direncanakan dibangun di sekitar lokasi Taman Viaduct, Jatinegara. Namun, karena lokasinya tidak memungkinkan, akhirnya dipindahkan ke Jalan Matraman Raya.

Simbol perjuangan rakyat

Situs web Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menyebutkan, pembangunan Monumen Perjuangan Jatinegara diprakarsai Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Namun peresmiannya dilakukan Gubernur Jakarta setelahnya, yaitu Tjokropranolo pada 7 Juni 1982.

Monumen dibangun guna memvisualisasi rangkaian perjuangan rakyat melawan penjajah pada masa revolusi kemerdekaan. Rangkaian perjuangan itu meliputi daerah Pasar Jangkrik (Pasar Macan), Paseban, Jatinegara, Kampung Melayu, Pulomas, Kampung Ambon, Pal Mariam (Solitude), Gang Bunga, pinggir jalan Viaducht (jembatan dekat teater), Pasar Mode (Gang Kemuning), Leo Nilan (sekarang By Pass), Domis Park (belakang stasiun Jatinegara), Kayumanis V Lama, Gang Nambru (pohon Kelapa Tinggi), Depo Jatinegara dan Klender.

Rakyat tergabung dalam Pasukan Pemberontakan Rakyat Indonesia (PPRI) yang dipimpin oleh Haji Darip dan Bang Pi'i.

Untuk mengenang seluruh peristiwa itu, dibangunlah Monumen Perjuangan Jatinegara.

Proses pembuatan monumen memakan waktu 2,5 tahun. Pembuatan bahan beton cor dan gips dilakukan di Yogyakarta.

Kini, Monumen Perjuangan Jatinegara masih gagah berdiri, berseberangan dengan Halte Transjakarta Kebon Pala.

Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta pada 2000 mencatat, Monumen Perjuangan Jatinegara termasuk salah satu dari 21 monumen dan patung besar penting di Jakarta.

Monumen bergaya realis ini termasuk karya seni berlatar belakang sejarah di Ibu Kota, sama halnya dengan Monumen Nasional, Monumen Perjuangan Senen ataupun Monumen Pembebasan Irian Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com