Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu Dua Anak Kehilangan Suami karena Covid-19: Awalnya Dikira Sakit Biasa

Kompas.com - 20/08/2021, 15:34 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Sumber


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah satu tahun lebih Yunarah (31) harus mengurus kedua anaknya seorang diri.

Hidupnya berubah setelah sang suami Suhendra (41) meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Yuna, demikian sapaan akrabnya, menceritakan kisah pilunya itu meski bibirnya bergetar seakan tak kuat untuk mengungkapkan sepenuhnya apa yang telah ia alami. Namun, ia pun mencoba menghela napas untuk mengingat kisah getir itu.

Baca juga: KPAI: Anak Yatim Piatu akibat Covid-19 Harus Dipastikan Terima Semua Bantuan

"Suami saya meninggal dunia sudah satu tahun yang lalu dari tahun 2020 bulan Agustus," kata Yunarah ditemui usai menerima bantuan bagi anak yatim yang ditinggal orangtua akibat Covid-19 di Cempaka Putih, Kamis (19/8/2021), seperti dikutip Warta Kota.

Warga Menteng ini menceritakan, saat itu awalnya sang suami sempat merasakan tidak enak badan. Kondisi ini pun berlanjut hingga lima hari.

Namun, suaminya tak ingin buru-buru pergi ke rumah sakit karena menganggap hanya sakit biasa.

Baca juga: Ratusan Anak yang Kehilangan Orangtua karena Covid-19 Butuh Perhatian

Meski begitu, kondisi suaminya terus menurun, hingga akhirnya Yuna memutuskan membawa suami ke rumah sakit. Di sana suaminya pun dinyatakan telah terpapar Covid-19.

Yuna cukup terkejut mengetahui suaminya telah terpapar virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu. Sebab, saat itu kondisi Yuna dan kedua anaknya yang masih balita dalam keadaan sehat. Hasil tes pun menyatakan Yuna dan kedua anaknya negatif Covid-19.

Yuna lebih terkejut lagi saat tenaga medis mengabarkan bahwa suaminya telah berpulang.

Baca juga: Depok Ingin Buat Lembaga Konsultasi untuk Anak Yatim Piatu Korban Covid-19

"Itu saya bawa ke rumah sakit jam 06.00 WIB dan jam 13.00 WIB siang itu dikabarkan meninggal dunia. Memang Suami saya punya gejala sesak nafas," katanya.

Yuna sangat terpukul suaminya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Terlebih saat itu dirinya tidak bisa menyaksikan wajah suami untuk terakhir kalinya.

"Yang membuat saya sedih saat itu tidak bisa melihat wajah suami terakhir kali. Karena kan waktu itu kalau Covid-19 langsung dibawa ke pemakaman ya. Kalau suami saya dimakamkan di Pondok Ranggon," ujarnya.

Mencoba bangkit

Meski ditinggal suami yang menjadi tulang punggung keluarga, tak membuat Yuna semakin terpuruk. Ia tetap berusaha untuk bangkit untuk menghidupi kedua anaknya yang saat ini sudah menginjak usai 1 tahun dan 5 tahun.

Yuna berusaha bertahan di tengah pandemi dengan mengandalkan usaha yang ditinggalkan sang suami. Namun, usahanya itu pun tak berjalan mulus hingga akhirnya tutup.

"Waktu itu punya usaha kecil-kecilan. Tapi karena UMKM kan ya berusaha sendiri ditambah pandemi, sekarang tutup. Nah sekarang belum tahu lagi mau bagaimana kelanjutan ke depannya," katanya.

Meski saat ini tidak memiliki penghasilan tetap, Yuna mengaku masih tetap memiliki semangat. Hal ini juga tak terlepas dari kehadiran kedua anaknya. 

Baca juga: Penjelasan Satgas Soal Pandemi Covid-19 Bakal Jadi Endemi

"Kalau buat saya, adanya anak-anak ini yang membuat saya semangat. Karena anak-anak ini menjadi nomor satu bagi saya. Kalo untuk materi mungkin saya bisa cari, tapi alhamdulillah semua memberikan semangat ke saya," ujarnya.

Selain itu, Yuna juga bersyukur masih mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Ia berharap kedua anaknya bisa tetap tumbuh menjadi anak yang pintar dan soleh meski tanpa seorang ayah.

"Terpenting buat saya dukungan untuk membesarkan anak saya, buat ngedidik anak saya yang sholeh, apalagi era sekarang lebih sulit mendidik dari pada menafkahi," katanya.

Yuna mengaku masih berkeinginan untuk membuka kembali usaha. Namun, ia memilih untuk membuka usahanya itu ketika pandemi benar-benar berakhir. Sebab aturan pembatasan mobilitas masyarakat juga cukup berdampak bagi dunia usaha. 

"Kalau sekarang kayaknya belum dulu," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di WartakotaLive dengan judul "Kisah Yunarah, Ditinggal Suami Akibat Covid-19 Kini Berusaha Bangkit Demi Hidupi Dua Anaknya"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com