Di Semanggi, ia mencoba belok kiri kembali masuk ke Jalan Sudirman.
"Di situ yang jaga Satpol PP. Saya dicegat. Saya bilang mau ke kantor di Kebon Sirih. Lewat mana lagi coba? Akhirnya boleh lewat," katanya.
Baca juga: Menghapus Kasta Pesepeda di Jakarta
Setelah masuk Jalan Sudirman, Dodo kembali dicegat polisi di Benhil. Lagi-lagi polisi melarang melintas.
Ia kembali menjelaskan bahwa dirinya akan menuju kantor di Kebon Sirih. Namun, polisi tetap melarang.
"Saya males debat dan buru-buru, akhirnya belok kiri ke arah Pejompongan, Tanah Abang," katanya.
Gara-gara tindakan polisi tersebut, Dodo akhirnya mengubah rute gowes B2W pada Senin keesokan harinya. Dampaknya, rutenya menjadi lebih jauh.
"Tadi ke kantor gowes lewat Kuningan. Muter-muter," ujar Dodo.
Dodo masih tidak mengerti mengapa aparat pemerintah mempersulit pekerja gowes menuju kantor.
Ia mengingatkan aparat untuk tidak memandang pesepeda hanya orang yang berolahraga. Banyak pekerja yang mobilitasnya menggunakan sepeda.
"Motor boleh, mobil boleh, tapi sepeda ngga boleh, sama-sama ke kantor, lucu lah. Orientasinya transportasi bermotor, ngga mikirin sepeda," kata dia.
Baca juga: Karpet Merah untuk Pesepeda Road Bike di Jakarta...
Sementara itu, Ketua Umum Bike To Work (B2W) Indonesia Fahmi Saimima mempertanyakan larangan pesepeda B2W melintas di Sudirman-Thamrin.
Menurut dia, kebijakan tersebut mengusik rasa keadilan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.