Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kurir Antarkan Pesanan Obat dengan Kayuh Sepeda Kayuh Sejauh 15 Kilometer di Bekasi

Kompas.com - 26/08/2021, 16:55 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Asri, pengguna twitter dengan akun @peacefulgreeny, menceritakan pengalamannya membeli obat melalui layanan pesan antar.

Dalam utas yang diunggahnya pada Senin (23/8/2021) lalu, Asri menceritakan pertemuannya dengan pria paruh baya yang mengantarkan obat dari apotek ke rumahnya di Bekasi sejauh 15 kilometer.

"Tadi disuruh beli obat sama kakak gue (di platform daring). Enggak tahunya, dapat driver pas dicek jarak antara Candrabhaga (lokasi apotek) ke rumah sekitar 15 kilometer," twit Asri mengawali utas.

Baca juga: Kisah Pilu Kurir Barang, Upah Dipangkas hingga Bertaruh Nyawa di Tengah Pandemi...

Dalam unggahan tersebut, Asri juga menyertakan tangkapan layar percakapannya dengan sang kurir.

Sang kurir yang kemudian diketahui bernama Chaerul itu bertanya, apakah obatnya diperlukan dengan segera. Sebab, dirinya mengantarkan obat menggunakan sepeda kayuh.

"Saya mau konfirmasi obatnya buru-buru enggak? Mohon maaf ibu, saya ngojeknya pakai sepeda, enggak punya motor," ujar Chaerul dalam percakapan tersebut.

Meski tetap mempersilakan Chaerul untuk mengantarkan pesanan obatnya, Asri mengaku khawatir karena jarak pengantaran yang jauh.

Kemudian, sang kurir mengaku tidak masalah, ia mengatakan melakukan ini untuk memberi makan anak istri.

"Enggak mengapa, bu, kalau saya enggak ngojek, kasihan anak istri saya. Buat makan besok," balas Chaerul kepada Asri.

Baca juga: Menaker Diminta Segera Kaji Pola Kemitraan untuk Kurir E-Commers dengan Aplikator

Berselang dua jam, Asri kemudian mendapati Chaerul sudah berada di depan kediamannya dengan bersimbah keringat.

"Pas sampai, bersimbah keringat. Se-topi-topinya rembes. Bawa minum sendiri, bawa bekal sendiri di keranjang," twit Asri.

Ia kemudian bercerita, sang kurir sempat berterima kasih karena tidak membatalkan pesanan dan bersedia menunggu.

"Terus didoain panjang (umur) semoga cepat sembuh," kata dia.

Hingga tulisan ini disusun, utas tersebut mendapat 44.000 likes dari warga Twitter. Selain itu, Asri mengatakan banyak figur publik yang menghubungi dirinya untuk membantu Chaerul.

"Beberapa orang ada yang ingin memberikan motor ke bapaknya, namun beliau hanya mau menerima satu motor apa saja. Bukan untuk menolak rejeki, tapi beliau tidak mau serakah dan memanfaatkan keadaan. Terima kasih Ko Alex @aMrazing atas bantuannya," ungkap Asri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com