Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Siswa Sakit Saat PTM, SMPN di Kota Tangerang Kerja Sama dengan Puskesmas

Kompas.com - 01/09/2021, 19:07 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 33 SMP negeri di Kota Tangerang bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk menunjang kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).

Sebagaimana diketahui, PTM terbatas telah diizinkan untuk dilaksanakan di Kota Tangerang.

Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Eni berujar, tiap SMP negeri wajib bekerja sama dengan puskesmas agar pihak sekolah dapat menangani siswa yang sakit.

"Misalkan ada murid SMP yang suhu tubuhnya naik setelah PTM, nanti pihak sekolah dan puskesmas langsung menangani dulu, sebelum dia (murid yang sakit) pulang," paparnya saat ditemui, Selasa (1/9/2021).

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Kota Tangerang, PKL Dilarang Jualan di Area Sekolah

"Jadi ditangani dulu oleh sekolah dan puskesmas, sebelum dia dijemput oleh orangtuanya atau diantar puskesmas," sambung dia.

Eni menyatakan, kerja sama antara sekolah dan puskesmas merupakan salah satu bentuk penunjang skema PTM yang wajib dilakukan.

Selain itu, Dindik juga mewajibkan seluruh SMP negeri untuk mengikuti standar operasi prosedur (SOP) pelaksanaan skema belajar di sekolah.

Salah satu SOP yang wajib diterapkan adalah jumlah siswa di setiap kelas maksimal hanya 50 persen dari kapasitas ruangan.

"Jadi, misal di hari Senin dan Selasa yang masuk kelas 1 dan setiap kelas maksimal diisi 50 persen murid. Selanjutnya, Rabu dan Kamis yang masuk kelas 2, setiap kelas juga 50 persen murid," tutur Eni.

Baca juga: Tunda Vaksinasi Mahasiswa di Kota Tangerang, Dinkes Tunggu Data dari Dinas Pendidikan

SOP lainnya, yaitu tiap sekolah wajib memasang wastafel dan hand sanitizer di depan kelas, serta memiliki petugas khusus untuk mengecek suhu murid-muridnya.

Setiap SMP negeri juga wajib memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab atas infrastruktur masing-masing sekolah.

Kinerja dari satgas tersebut diawasi Dindik Kota Tangerang.

"Kami juga menyiapkan masker cadangan. Takut nanti ada siswa yang dari rumah cuma bawa satu, lalu nanti terlepas dan terjatuh. Nah makanya ada masker cadangan itu," papar Eni.

Dia menyatakan, setiap murid SMP negeri nantinya wajib membawa bekal dan alat tulis sendiri dari rumah.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Pelajar di Puspemkot Tangerang Timbulkan Kerumunan Orangtua

Selama di sekolah, antarsiswa tidak diizinkan meminta bekal atau meminjam alat tulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com