Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM Terbatas, Guru SMAN 1 Tangerang Merasa Canggung Bercampur Senang Bertemu Siswa

Kompas.com - 06/09/2021, 13:10 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, baru berlangsung untuk kali pertama pada Senin (6/9/2021) ini.

Pelaksanaan uji coba PTM terbatas di SMAN 1 Tangerang yang diikuti oleh siswa kelas 12 itu berlangsung mulai pukul 08.00 WIB-11.00 WIB.

Saat kembali mengajar dengan skema PTM, seorang guru di SMA tersebut mengaku senang bercampur canggung.

Guru sejarah Indonesia, Yuni Septiani, merasa canggung saat mengajar secara langsung lantaran lupa dengan nama-nama muridnya.

Maklum, guru sejarah itu sudah lama tak melihat murid-muridnya secara langsung.

Baca juga: SMAN 1 Tangerang Gelar Uji Coba PTM Terbatas, Satu Kelas Diisi 18 Murid

"Karena sudah satu tahun setengah mengajar virtual. Wajah mereka semakin melar, semakin sehat di rumah, ada perubahan wajah, apalagi pakai masker," paparnya saat ditemui di SMAN 1 Tangerang, Senin.

"Saat presensi tadi kurang dekat kalau tidak hafal nama, jadi canggung lagi," imbuh dia.

Tak hanya itu saja, Yuni juga masih harus beradaptasi dengan cara dia mengajar di sekolah yang mengaruskannya menulis materi di papan tulis.

Karena selama ini mengajar via daring, dia mengaku jarang menulis menggunakan tangan.

Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu kesulitan yang dialami saat mengajar secara langsung.

Baca juga: PTM Terbatas Perdana di SMAN 1 Tangerang, Siswa Lebih Mudah Serap Materi

"Adaptasi lagi ya memang. Saya mulai kembali belajar menulis di papan tulis. Karena sudah tidak terlatih, tulisan saya memang tidak terlalu jelas," urai Yuni.

Kendati demikian, dia merasa senang dapat mengajar dan bertemu langsung dengan muridnya.

Murid-muridnya menunjukkan antusiasme yang tinggi saat mengikuti pelajaran di kelas.

Yuni juga merasa ada perbedaan yang cukup terasa saat mengajar secara langsung jika dibandingkan mengajar secara daring.

"Alhamdulillah anak-anak antusias ya, karena mungkin mereka sudah jenuh melakukan online terus. Sekarang mereka gembira dan menerima dengan baik ya. Saya mengajarnya juga mengalir dengan baik," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com