Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi D DPRD DKI Minta Anies Segera Selesaikan Proyek ITF Sunter

Kompas.com - 13/09/2021, 21:09 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk merealisasikan pembangunan tempat pengolahan sampah Intermediate Tratment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara.

Pasalnya, sejak dilakukan peletakan batu pertama atau ground breaking pada Desember 2018 lalu, belum terlihat operasional ITF.

"Agar Gubernur Provinsi DKI Jakarta dalam waktu yang tinggal 1,5 tahun masa bakti dapat merealisasikan," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah laporan hasil pembahasan Komisi D terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur DKI Jakarta 2020 di ruang rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Anies Sebut Pembangunan ITF Sunter Dimulai Akhir Juli

Ida mengatakan, pembangunan ITF Sunter menjadi program prioritas Anies dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022.

Namun hingga saat ini, kata Ida, belum ada satupun ITF yang terbangun atau beroperasi untuk mengolah sampah Jakarta.

"Oleh karena ini Komisi D DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov segera mencari alternatif solusi untuk mengatasi persoalan sampah di Jakarta," tutur dia.

Mengingat saat ini, kata Ida, Jakarta sedang berada di situasi darurat sampah.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta melakukan groundbreaking fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau OTF di Sunter, Kamis (20/12/2018).

Kala itu, Gubernur Anies mengatakan, pembangunan ITF Sunter merupakan babak baru dalam pengelolaan sampah di DKI Jakarta.

"Hari ini kita memasuki sejarah baru, babak baru. Di Jakarta pertama kali kita membangun ITF, juga di Indonesia," kata Anies.

Baca juga: Anies Ingin ITF Sunter Rampung Sebelum 3 Tahun

Namun hingga 2021, ITF yang rencananya bisa mengolah sampah 2.200 ton per hari itu tidak kunjung terwujud.

Gubernur Anies dulu pernah mengatakan, proyek ITF Sunter akan dimulai akhir Juli 2019.

Pemprov DKI saat itu sedang mengurus pembiayaan pembangunan proyek senilai 250 juta dollar Amerika Serikat (AS) tersebut.

Ia menargetkan, persoalan pendanaan pembangunan ITF Sunter akan selesai sebelum tanggal 20 Juli 2019.

Anies pernah meminta proyek IFT di Sunter dapat rampung sebelum tiga tahun. Anies ingin pembangunan ITF Sunter dapat selesai dalam waktu 2 tahun hingga 2,5 tahun setelah pembangunan dimulai.

"Menurut jadwal diperkirakan 3 tahun, tetapi saya berharap Jakpro dan Fortum bisa lebih cepat lagi, lebih cepat lebih baik ini selesai," kata Anies dalam groundbreaking ITF Sunter, Jakarta Utara, pada Desember 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com