DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Kota Depok mengakui bahwa rencana penerapan ganjil genap di Jalan Margonda Raya pada Oktober 2021 nanti bakal diikuti dengan bertambahnya beban jalan-jalan lain di Depok, meskipun kebijakan ini akan diterapkan pada akhir pekan saja.
Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan.
"Kemampuan ruas-ruas jalan lain akan menurun kurang lebih 27 persen sampai 30 persen," ujar Kepala Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Depok, Ari Manggala, kepada Kompas.com pada Sabtu (25/9/2021).
Baca juga: Ganjil Genap di Margonda Depok Hanya Diterapkan dari Flyover UI sampai Simpang Ramanda
Sementara itu, bagi Jalan Margonda Raya sendiri, kebijakan ganjil genap di akhir pekan bagi kendaraan roda empat diprediksi dapat memperlancar luas jalan tersebut hingga 50 persen.
Ari berujar, sebetulnya, ganjil genap di Jalan Margonda Raya pada akhir pekan diharapkan supaya warga menunda kepergian dari Sabtu ke Minggu maupun sebaliknya.
Dengan begitu, warga tidak perlu menggunakan jalan lain, yang berdampak pada macetnya ruas-ruas jalan selain Margonda Raya.
"Tapi kami berhitung juga, pasti akan ada kendaraan yang beralih atau bergerak melalui ruas jalan lain," ia menambahkan.
Baca juga: Ganjil Genap Diprediksi Akan Perlancar Jalan Margonda Depok hingga 50 Persen di Akhir Pekan
Ari melanjutkan, dampak ganjil genap Margonda yang mencapai 30 persen bagi jalan-jalan lain dihitung secara angka rata-rata.
Di sisi timur, kawasan terdampak dihitung hingga Simpang Palsigunung Raya (Jalan Raya Bogor-Jalan Kompol M Jasin).
Di sisi selatan, kawasan terdampak dihitung sampai Simpang Depok (Jalan Raya Bogor). Di sisi barat, perhitungan dilakukan sampai Simpang Sengon (Jalan Nusantara-Jalan Dewi Sartika).
Baca juga: Informasi Lengkap Seputar Rencana Penerapan Ganjil Genap di Margonda Depok
Sementara di sisi utara, perhitungan dilakukan sampai akses Tol Cijago (Jalan KHM Usman).
"Jadi, ruas jalan terdampak itu luas, ada beberapa ruas jalan. Jangan dipotret, misalnya, hanya Jalan Tole Iskandar yang terdampak. Zonasi surveinya kami bagi sampai 26 zona, koridor zona eksternal dan internal, untuk mengetahui pergerakan orang dari satu titik ke titik lainnya," jelas Ari.
"Kami berharap, ini supaya model lalu lintas yang kami buat di kajian ini memang mendekati situasi dan kondisi yang sesungguhnya di lapangan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.