Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kasus Covid-19 di SMP Kota Tangerang, Ini Komentar Kemendikbud

Kompas.com - 01/10/2021, 13:05 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, munculnya murid terpapar Covid-19 merupakan risiko yang dapat terjadi saat pembelajaran tatap muka (PTM) diterapkan.

Hal itu disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Jumeri saat mengunjungi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat (1/10/2021) siang.

Sebagaimana diketahui, ada 25 murid SMP, satu guru, dan satu staf tata usaha (TU) di Kota Tangerang yang terpapar Covid-19.

"Jadi, adanya positif di sekolah itu adalah bagian risiko dari yang bisa terjadi," papar Jumeri pada awak media, Jumat.

Baca juga: Fakta 25 Murid Positif Covid-19 di Kota Tangerang: Mayoritas OTG hingga 15 SMP Setop PTM

Menurut dia, adanya murid hingga staf TU yang terpapar merupakan sebuah pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

Dengan adanya temuan itu, Pemerintah Kota Tangerang dapat melakukan langkah pencegahan jika muncul kasus serupa ke depannya.

"Dengan pengalaman ini, Pak Wali (Arief) punya data, sehingga bisa melakukan mitigasi ke depan," ucapnya.

Jumeri menuturkan, langkah Pemkot Tangerang yang mendirikan Satgas Covid-19 di tiap kelas di SMP yang menggelar PTM merupakan hal yang positif.

Menurut dia, Satgas Covid-19 yang terdiri dari ketua kelas dan perangkatnya itu dapat memberikan pandangan berkait aktivitas siswa di sebuah kelas secara lebih jelas lagi.

Baca juga: 25 Murid SMP Positif Covid-19, Dinkes Kota Tangerang: Orangtua Harus Perhatikan Prokes di Rumah

"Kalau setiap bapak/ibu guru memberikan arahan ke anak yang jadi ketua kelas, maka ini jadi langkah yang luar biasa. Maka nanti akan ada info, ada peta kelas," paparnya.

"Kelas 7A berapa yang kena, ada kejadian apa. Itu untuk memberi visi juga kepada sekolah bahwa pelaksanaan prokes berjalan atau tidak. Nanti bisa dibuat statistik," tambah Jumeri.

Arief sebelumnya mengungkapkan, tes PCR dilakukan terhadap total 1.000 murid, guru, hingga staf TU, pada 27-28 September 2021.

Berdasar hasil tes yang keluar pada 28-29 September 2021, sebanyak 25 murid, seorang guru, dan seorang staf TU terpapar Covid-19.

Arief mengungkapkan bahwa murid, guru, dan staf TU yang terpapar Covid-19 tersebut sudah divaksinasi Covid-19.

Kemudian, rata-rata hasil CT value dari semua yang terpapar itu di atas 30.

Dari 27 orang itu, sebanyak 25 di antaranya termasuk pasien tanpa gejala. Dua orang lainnya tergolong pasien bergejala ringan, seperti batuk dan pilek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com