Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertambah, Total 196 SMP di Kota Tangerang Gelar PTM Terbatas

Kompas.com - 11/10/2021, 19:28 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menambah lagi jumlah SMP negeri dan swasta yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai Senin (11/10/2021).

Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang sebelumnya telah mengizinkan 148 SMP menggelar PTM.

Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin mengungkapkan, jumlah SMP yang mulai menggelar PTM per Senin ini, bertambah 48 sekolah.

Pihaknya tetap menambah jumlah sekolah yang menggelar PTM meski sebelumnya ada temuan kasus Covid-19 di SMP yang menghelat skema itu.

Baca juga: Temuan 69 Kasus Covid-19 di 35 SMP Kota Tangerang, Mengapa PTM Tidak Dihentikan?

"Hari ini semuanya 48 SMP (mulai menggelar PTM)," ucapnya dalam rekaman suara yang diterima, Senin.

Dengan demikian, total SMP di Kota Tangerang yang telah menggelar PTM ada 196 sekolah.

Jamaludin mengatakan, ada lima SMP lagi yang belum menggelar skema belajar di sekolah hingga saat ini.

"Total yang sudah dibuka 196 (SMP). Sekolah total 201, berarti lima lagi (yang belum menggelar PTM)," tuturnya.

Dia menambahkan, beberapa sekolah yang mulai PTM per Senin ini adalah SMP Nusa Putra, SMP Benteng Betawi, SMP Al-Jamil, dan lainnya.

Jamaludin mengklaim, Dindik Kota Tangerang kerap mengecek penerapan protokol kesehatan di setiap SMP yang menghelat PTM tiap minggunya.

Baca juga: Ada 42 Kasus Baru Covid-19 di 35 SMP yang Gelar PTM Terbatas di Kota Tangerang

Kemudian, jika diketahui ada sekolah yang membuka kantinnya, maka pihaknya bakal membatalkan penerapan PTM di SMP tersebut.

"Kalau ada kantin, akan kita tutup tiga hari. Kita harus kuatkan protokol kesehatan dan SOP (standar operasi prosedur). Saya lihat lancar dan aman, sesuai SOP. Kalau ada sekolah yang melanggar, ya, kita tutup," tutur Jamaldudin.

Di sisi lain, dia mengklaim bahwa pihaknya selama ini hanya pernah memberikan teguran saat ada orangtua siswa yang berkerumun di sekolah.

"Paling kalau ada ibu-ibu yang ngobrol kita tegur, itu sifatnya teguran biasa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com