Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Demo Berujung Ricuh Versi Polisi, Massa Ngotot Ketemu Bupati Tangerang

Kompas.com - 13/10/2021, 20:55 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Aksi demo yang berlangsung di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada hari ulang tahun (HUT) ke-389 Kabupatan Tangerang, Rabu (13/10/2021), berujung ricuh.

Bahkan, salah satu peserta aksi dari UIN Maulana Hasanudin berinisial FA dibanting anggota polisi berinisial NP.

Kapolres Kota Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro menuturkan kronologi kericuhan yang berujung kekerasan tersebut.

Baca juga: Polisi Tangkap 18 Pedemo dalam Demo di Kabupaten Tangerang yang Berujung Ricuh

Peristiwa bermula saat tim negosiator Polres Kota Tangerang meminta perwakilan mahasiswa untuk bertemu pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

Namun, Wahyu mengeklaim bahwa mahasiswa yang demo tetap ngotot ingin bertemu langsung Bupati Tangerang Zaki Iskandar.

"Dari situlah dorong-mendorong sehingga awalnya kami amankan satu orang yang memprovokasi mahasiswa yang lainnya," ungkap dia kepada awak media, Rabu.

"Sehingga, mahasiwa yang lainnya ikut ricuh sehingga timbul salah satu korban atas nama FA tersebut," sambungnya.

Baca juga: Dibanting Polisi hingga Kejang Saat Demo di Tangerang, Korban Mengeluh Sakit di Kepala dan Leher

Menurut Wahyu, pihaknya tidak mengizinkan massa menggelar demo lantaran tidak ada surat pemberitahuan yang dikeluarkan Polresta Tangerang.

Dalih dia, Polresta Tangerang tak mengeluarkan izin karena saat ini PPKM level 3 masih diterapkan di Kabupaten Tangerang.

"Demonstrasi tersebut dipastikan tidak ada surat tanda pemberitahuan yang dikeluarkan dari Polresta Tangerang karena saat ini masih dalam kondisi PPKM level 3," kata Wahyu.

Adapun Wahyu meminta maaf karena salah satu anak buahnya telah membanting FA.

Baca juga: Anak Buahnya Banting Pedemo hingga Kejang, Kapolresta Tangerang Minta Maaf

Kata dia, Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Haryanto bakal menindak pelaku. Adapun pelaku NP memiliki pangkat brigadir polisi dan bertugas di Polres Kota Tangerang.

Menurut Wahyu, Rudy telah berjanji kepada FA dan keluarganya untuk menindak personel yang membanting korban.

Aksi FA dibanting polisi itu terekam dalam sebuah video singkat. Dalam video tersebut, FA dipiting lehernya lalu digiring oleh NP.

Baca juga: Ini Tuntutan Aliansi BEM terhadap Pemkab Tangerang dalam Demo yang Berujung Ricuh

Setelah itu, NP membanting korban ke trotoar hingga terdengar suara benturan yang cukup keras.

Kemudian, seorang polisi yang mengenakan baju berwarna cokelat menendang korban.

Setelah dibanting dan ditendang, FA kejang-kejang. Sejumlah aparat kepolisian kemudian berusaha membantu korban.

Berdasarkan pengakuan rekan korban berinisial A, korban sempat diperiksa di RS Harapan Mulya, Tigaraksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com