Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tahun Anies dan Revitalisasi TIM

Kompas.com - 14/10/2021, 09:47 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan genap empat tahun memimpin Jakarta pada 16 Oktober 2021. Banyak proyek besar yang dikerjakan, salah satunya adalah revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Untuk merevitalisasi TIM, Pemprov DKI Jakarta menugaskan badan usahanya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Total anggaran untuk revitalisasi mencapai Rp 1,64 triliun. Peletakan batu pertama atau groundbreaking revitalisasi itu dilaksanakan pada 3 Juli 2019.

"Kita berencana untuk membuat TIM menjadi salah satu pusat kebudayaan bukan saja untuk Indonesia, tapi juga di Asia dan di dunia," kata Anies saat prosesi peletakan batu pertama.

Baca juga: Revitalisasi TIM, Ada Gedung Baru dan Perluasan Ruang Hijau

Gubernur DKI Jakarta yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 ini menyelipkan harapan agar kawasan seluas 8 hektar menjadi tempat pertukaran ide dan pengalaman para seniman dunia.

Tumbuh tak sekadar menjadi bangunan tinggi tanpa isi, tapi hadir bersama generasi baru seniman berbakat Jakarta.

Tapi, bukan hanya itu yang menjadikan alasan Pemda DKI Jakarta turun tangan memoles wajah tua Taman Ismail Marzuki.

Kompleks yang dibangun di era kepimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada1968 itu bisa dibilang mulai tak layak huni.

Project Director Revitalisasi Taman Ismail Marzuki Lucky Ismayanti menyebutnya sebagai bangunan-bangunan yang "memprihatinkan".

Baca juga: Tanggapi Pernyataan Anies, Seniman: Seperti Apa Imajinasi Pemprov DKI tentang Revitalisasi TIM?

"Fungsi-fungsi bangunan memang sudah banyak yang tidak beroperasi secara maksimal. Hal itu yang mungkin menjadi triger Pemprov DKI Jakarta untuk bisa merevitalisasi TIM," kata Lucky.

Dari keprihatinan itu, Jakarta ingin agar TIM bersolek menjadi pusat budaya dan edukasi. Menjadi surga bagi para seniman dan mengembalikan fungsi TIM sebagaimana mestinya.

Sempat diprotes seniman

Belum lama berjalan, revitalisasi TIM langsung menuai protes dari kalangan seniman dan budayawan. Duduk perkaranya karena dalam proyek revitalisasi itu terdapat rencana untuk membangun hotel bintang lima.

Para seniman yang kerap beraktivitas di TIM ini menentang rencana pembangunan hotel itu. Para seniman tersebut juga mengaku belum diajak diskusi oleh pihak Jakpro.

Perwakilan seniman TIM, Radhar Panca Dahana berujar, pembangunan hotel bintang lima tidak berkaitan dengan budaya. Radhar mengatakan, seniman akan melawan jika ruang kebudayaan dimanfaatkan secara komersil.

Baca juga: Rencana Revitalisasi TIM Tidak Libatkan Dewan Kesenian Jakarta

"Yang terjadi sekarang adalah assanisasi terhadap kebudayaan. Terhadap ruang kesenian kita. Ya kalau begini, jangankan gubernur, presiden pun kita lawan," tutur dia pada November 2019 lalu.

Namun, Anies menyebut pembangunan hotel dalam revitalisasi TIM dirancang agar para seniman dari luar Jakarta bisa memiliki tempat menginap. Sebab, kawasan TIM direvitalisasi untuk menjadi pusat kegiatan kebudayaan, baik di level nasional maupun internasional.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com