Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Banjir Terjadi di Periuk, BPBD Juga Akan Evakuasi Barang Berharga Milik Korban

Kompas.com - 21/10/2021, 16:13 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang tengah menyiapkan diri menghadapi banjir di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, menjelang musim penghujan.

Sebagaimana diketahui, banjir terparah di Kota Tangerang terjadi di sejumlah lokasi di Kecamatan Periuk pada awal 2021. Bahkan, ketinggian banjir di sana sempat mencapai 4 meter.

Kepala UPT Periuk BPBD Kota Tangerang Syahrial berujar, jika banjir terjadi, pihaknya bakal mengevakuasi barang berharga milik korban banjir.

Baca juga: Saat Musim Hujan, Periuk Damai di Kota Tangerang Diperkirakan Terendam Banjir

Proses evakuasi barang berharga tentunya dilakukan usai mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kecamatan Periuk.

"Kita bukan cuma menyelamatkan warganya, bukan cuma itu. Setelah mereka tinggalkan rumah, itu juga harus diberi penanganan," ucap Syahrial melalui sambungan telepon, Kamis (21/10/2021).

"Karena di rumah masih banyak barang berharga, seperti peralatan, dokumen-dokumen, ijazah, akte kelahiran segala macem. Kan ini harus ditangani juga," sambungbya.

Baca juga: Hadapi Ancaman Banjir di Periuk, BPBD Siapkan 7 Perahu Evakuasi

Syahrial menuturkan, setelah mengevakuasi warga, pihaknya bakal mendata barang berharga yang masih tertinggal di kediaman masing-masing.

Setelah mendata, BPBD Kota Tangerang lantas mengambil barang-barang berdasarkan data tersebut.

"Nanti setelah mereka (pengungsi) kita letakkan di posko pengungsian, barang-barangnya akan kita data, apa saja yang mau diambil," katanya.

Syahrial sebelumnya berujar, jika banjir terjadi, pihaknya telah menyiapkan tujuh perahu evakuasi.

Baca juga: TV hingga Motor Rusak akibat Terendam Banjir Hampir Sepekan, Warga Periuk: Rugi Kira-kira Rp 40 Juta

"Dari tujuh (perahu evakuasi) itu, tiga unit dilengkapi motor tempel. Empat sisanya menggunakan penggerak (berupa) dayung," ujarnya.

Tujuh perahu itu dikerahkan untuk mengangkut warga Kecamatan Periuk yang memang harus dievakuasi ke posko evakuasi.

Perahu bermotor tempel digunakan untuk mengevakuasi warga yang jarak antara kediamannya dan posko evakuasi tergolong jauh.

Kemudian, perahu yang menggunakan dayung digunakan untuk mengevakuasi warga yang jarak antara kediamannya dan posko evakuasi tergolong dekat.

Selain itu, pihaknya bakal menjadikan bangunan permanen seperti pos yandu, balai RW, hingga bangunan sekolah sebagai posko evakuasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com