Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI: Vaksinasi Covid-19 Tidak Merata di Indonesia Jadi Ancaman Gelombang Ketiga

Kompas.com - 21/10/2021, 19:23 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, vaksinasi Covid-19 tidak merata di Indonesia menjadi ancaman terjadinya gelombang ketiga.

"Adanya vaksinasi yang tidak merata di seluruh Indonesia (bisa jadi pemicu gelombang ketiga), saat ini Indonesia cakupan (vaksinasi Covid-19) sekitar 30-40 persen," kata Ngabila dalam acara webinar, Kamis (21/10/2021).

Vaksinasi yang tidak merata menjadi satu dari lima ancaman transmisi Covid-19 yang berpotensi menyebabkan gelombang ketiga Covid-19.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Harap Vaksinasi Covid-19 Berlanjut untuk Anak di Bawah 12 Tahun

DKI Jakarta, kata dia, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sekitar 80 persen warga di atas 12 tahun.

Penyebab kedua, yaitu adanya varian virus Covid-19 baru yang mengancam dan menyebabkan penularan semakin masif seperti varian Delta.

"Karena adanya varian mutasi virus yang berbahaya seperti delta dan anak-anaknya. Sekarang Delta dan anak-anaknya ada 24 jenis, dia lebih menular, lebih mematikan, lebih menyerang anak-anak," ujar dia.

Ketiga, karena mulai dilonggarkan aktivitas mobilitas manusia. Aktivitas ini bisa memberikan potensi penularan Covid-19 secara masif.

"Adanya pelonggaran aktivitas, orang bercengkrama saling bertemu. Karena virus ini dibawa manusia, kalau manusianya saling ketemu ya virusnya bisa saling nularin juga," ujar dia.

Baca juga: Kasus Varian Baru Covid-19 di DKI Jakarta Meningkat Lagi Jadi 1.237

Penyebab keempat, ketidakpatuhan warga terhadap protokol kesehatan.

Terakhir, disinformasi atau hoaks yang berkembang di masyarakat sehingga masyarakat lepas dari siaga Covid-19

"Hoaks, ini yang bisa membuat kita jadi kebingungan, oleh karena itu kalau sedang ada hoaks itu kita kroscek dengan ahlinya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com