Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pelaku Usaha di Larangan Usai Kebanjiran, Barang Dagangan Tak Bisa Dijual Lagi

Kompas.com - 08/11/2021, 15:20 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebagian wilayah Larangan Utara, Larangan, Kota Tangerang, tergenang banjir hingga setinggi 80 sentimeter pada Minggu (7/11/2021) sekira pukul 15.00 WIB.

Banjir yang baru surut pada Minggu sekitar pukul 22.00 WIB, sampai masuk ke rumah warga hingga pertokoan di Larangan Utara.

Akibat banjir tersebut, sejumlah pelaku usaha tak bisa beroperasi hingga Senin (8/11/2021).

Zulaika (20), karyawan toko yang menjual makanan beku mengatakan, tokonya mulai tergenang banjir pada Minggu sekira pukul 15.00 WIB.

Dampaknya, banyak produk di tokonya yang tak dapat dijual kembali.

"Yang kena air banjir itu pokoknya ada tiga karung ayam, per karung isinya rata-rata 30 ayam. Per ayam harganya ada yang Rp 28.000-Rp30.000," urai Zulaika saat ditemui, Senin.

Baca juga: Kompleks Taman Asri Larangan Banjir, Warga Duga karena Peninggian Jalan

"Terus ada beberapa karung beras, gula, sama lima tray telur. Satu tray telur itu isinya 56 butir," sambung dia.

Tak hanya itu, sejumlah minyak goreng yang dijual juga terendam banjir.

Zulaika mengaku belum menghitung total seluruh dagangan yang tak bisa lagi dijual tersebut.

"Belum ngitung sih kalau kerugian dari semua barang-barangnya. Kita kan baru kemarin (Minggu) malam sampai jam 23.00 WIB nguras banjir," urainya.

Selain barang dagangan, air banjir juga merendam kulkas serta freezer di toko tersebut.

"Kayaknya sih rusak, biasanya kan kelihatan berapa derajatnya. Ini pas dicoba nyalain, angkanya suhunya itu random," sebut dia.

Zulaika menceritakan, ketinggian banjir di jalanan sekitar 80 sentimeter. Namun, air yang masuk ke dalam toko tidak setinggi di luar toko.

Baca juga: Banjir di Kramatjati karena Tanggul Jebol, Warga Kaget Air Muncul dari Bawah Lantai

Pasalnya, jalan masuk ke toko lebih tinggi dari pada jalan raya yang tergenang banjir.

"Kita ngira kan banjirnya enggak masuk karena jalan masuknya ini lebih tinggi, eh tapi ternyata air banjir masuk ke toko dari pipa di toilet belakang. Jadi kayak air mancur gitu," tutur Zulaika.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com