Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Asal-asalan, Anies Diminta Evaluasi Lokasi Pembangunan Sumur Resapan

Kompas.com - 11/11/2021, 07:55 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Justin Andrian meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengevaluasi lokasi pembangunan sumur resapan.

Karena menurut Justin, pembangunan sumur resapan hanya seperti mengejar angka dan pembangunan terkesan asal-asalan.

"Lokasi pembangunannya juga harus dievaluasi, jangan karena kejar target angka jadi pembangunannya asal-asalan," kata Justin dalam keterangan tertulis, Rabu (11/11/2021).

Baca juga: Wagub DKI Klaim Sumur Resapan Efektif Kurangi Banjir Jakarta, DPRD Nilai Sebaliknya

Anggota Dewan dari Fraksi PSI ini juga meragukan efektivitas pembangunan sumur resapan sebagai solusi penanganan banjir Jakarta.

Menurut dia, banjir Jakarta tidak akan teratasi hanya dengan kuantitas sumur resapan, sedangkan proyek yang sudah dikaji sejak lama seperti normalisasi justru tidak dijalankan.

Dia khawatir, Anies hanya mencari pelarian infrastruktur penanganan banjir dengan membangun sumur resapan karena tidak mampu mengerjakan proyek normalisasi.

Baca juga: Pengamat Nilai Anies Tak Elok Melawak di Saat Warga Jakarta Terdampak Banjir

"Jangan sampai Pak Gubernur hanya cari pelarian infrastruktur penanganan banjir dengan cepat-cepat membangun sumur resapan sedangkan yang penting seperti normalisasi sungai, pembangunan waduk, saluran PHB, saluran drainase, dan tanggul progressnya lamban," ucap Justin.

Pembangunan sumur resapan dinilai hanya efektif menangani genangan air saja. Secara sistem, sumur resapan disebut tidak mampu mengatasi banjir.

Alasannya tak lain karena tanah di JAkarta sudah banyak yang dalam kondisi jenuh.

"Sehingga air tidak akan meresap, sehingga hanya akan efektif mengatasi genangan air saja, tapi bukan banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai," ujar dia.

Pembangunan banyak yang tidak tepat

Pembangunan lokasi sumur resapan yang tidak tepat juga dikritik oleh pengamat tata kota Nirwono Yoga.

Menurut dia, pembangunan yang amburadul menandakan Jakarta tidak memiliki rencana induk pembangunan sumur resapan untuk penanganan banjir Jakarta.

"Terkait pembangunan sumur resapan, banyak yang tidak tepat seperti di trotoar karena mereka (Pemprov DKI) tidak memiliki rencana induk pembangunan sumur resapan," tutur dia.

Baca juga: Pengamat: Pembangunan Sumur Resapan di Jakarta Tak Direncanakan Matang

Nirwono menyebut sumur resapan atau drainase vertikal hanya berfungsi mengurangi genangan air dalam skala kecil.

Dia memberi contoh genangan di halaman rumah, selokan, halaman parkir, gang atau jalan lingkungan sekitar dan lainnya dan bukan diperuntukan dalam skala kawasan atau kota.

Sumur resapan juga hanya bisa dibangun di wilayah yang masih mampu menjadi daerah serapan seperti Jakarta Timur bagian selatan dan Jakarta Selatan.

"Sementara ke arah utara seperti Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur bagian utara dan Jakarta Utara itu praktis tidak bisa. Karena kedalaman air tanah yang dangkal sehingga pembangunan sumur resapan akan tidak berguna. Itu pun di lokasi-lokasi yang bukan cekungan, tidak dekat sungai atau kanal," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com