JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau pembangunan tanggul pantai raksasa atau NCICD di Pluit, Jakarta Utara, Minggu (26/12/2021).
Adapun tanggul pantai tersebut dibuat sebagai upaya penanggulangan banjir rob.
"Penanganan banjir rob itu salah satunya dengan program Pak Yusmada dari Dinas SDA (Sumber Daya Air) adalah pembuatan tanggul yang direncanakan dibangun itu sepanjang 130 kilometer dari Kamal Muara sampai Kali Blencong," kata Riza.
Baca juga: Biasanya Pakai 7 Alat, Pengerukan Waduk di Jakarta Kini Gunakan Hanya 2 Ekskavator
Riza menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan pembuatan tanggul sepanjang 46 kilometer.
Dari target 46 kilometer, pembangunan baru diselesaikan 12,6 kilometer. Sementara itu, sisanya sekitar 33 kilometer akan dibangun oleh Pemprov DKI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR akan membangun tanggul sepanjang 11 kilometer, sedangkan Pemprov DKI akan membangun tanggul sepanjang 22 kilometer.
"Ini kerja sama Kementerian PUPR dan Pemprov DKI melalui Dinas SDA," ujar Riza.
Baca juga: KALEIDOSKOP 2021: Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19, Saat Warga Tergerak Bantu Sesama
Riza menuturkan, program pembangunan tanggul pantai memang memerlukan waktu dan biaya tidak sedikit.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat membantu dengan membangun tanggul sementara di lingkungan masing-masing.
Kata dia, tanggul tersebut bisa dibuat dengan tumpukan pasir dan batu dengan kemampuan yang dimiliki.
"Tapi prinsipnya pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui PUPR akan memastikan hadirnya tanggul di sepanjang 130 kilometer," ungkapnya.
Selain itu, Riza juga meninjau pengerukan Waduk Pluit, Jakarta Utara. Pengerukan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya banjir di DKI Jakarta.
"Waduk yang ada di Jakarta ini ya setiap sepanjang waktu, tidak hanya di musim penghujan, (tapi) Januari sampai Desember, itu dilakukan pembersihan dan pengerukan," kata Riza.
Riza menjelaskan, dulu pihaknya mengeruk waduk untuk mencegah terjadinya banjir dengan mengerahkan tujuh ekskavator.
Baca juga: Sopir Taksi Online yang Aniaya dan Lecehkan Penumpang Mengaku Juga Dianiaya Korban
Namun, karena dinilai tidak efisien, sekarang dikurangi menjadi dua ekskavator untuk satu waduk.
"Yang di tengah satu ekskavator, dikeruk, dipindahkan ke tongkang. Nanti tongkang membawa penuh ke pinggir waduk atau pinggir danau," ujar Riza.
"Dari situ ekskavator yang kedua memindahkan ke dalam truk. Itu terjadi efisiensi yang tadi tujuh tinggal dua. Jadi kami bisa melakukan lima efisiensi ekskavator," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.