Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dokter Hamil yang Bakar Bengkel Disebut Minta Rp 300 Juta hingga Rumah dan Mobil kepada Kekasihnya

Kompas.com - 12/01/2022, 09:30 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Mery Anastasia (30), dokter hamil yang membakar sebuah bengkel di Kota Tangerang, mengikuti agenda sidang kedua di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (11/1/2022) sore.

Kepolisian diketahui menangkap Mery pada 10 Agustus 2021 setelah membakar bengkel di Cibodas pada 6 Agustus 2021.

Kebakaran tersebut menimbulkan korban jiwa, yakni ED (63), LI (54), dan LE (35). Ketiganya tewas di lokasi kejadian.

Berikut rangkuman sejumlah fakta mengenai sidang tersebut.

Disebut tuntut 6 hal

Sidang kedua yang beragendakan pemeriksaan saksi itu dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Yuliarti dan didampingi oleh anggota hakim Tugiyanto serta anggota hakim Ferdinan Markus.

Baca juga: Dokter Hamil Disebut Tuntut 6 Hal dari Kekasihnya Sebelum Bakar Bengkel di Cibodas, Ini Kata Pengacaranya

Sidang dimulai pukul 15.30 WIB dan berlangsung sekitar 70 menit.

Saat persidangan, jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang menghadirkan saksi dari keluarga korban tewas, yakni Fernando Syahputra (20).

Fernando adalah anak terakhir dari sepasang suami istri yang tewas, yakni ED dan LI, sekaligus adik laki-laki dari korban tewas LE.

Semasa hidupnya, LE diketahui berpacaran dengan terdakwa Mery.

Dalam persidangan, Fernando mengungkapkan beberapa fakta baru. Salah satunya adalah sederet tuntutan yang diminta oleh Mery kepada LE.

Fernando menceritakan, pada malam sebelum kebakaran terjadi di bengkel, LE menyampaikan kepada ibunya bahwa Mery hamil.

Baca juga: Dokter Hamil Terdakwa Pembakaran Bengkel di Cibodas Akui Minta Biaya Nikah Rp 300 Juta

Hal itu disampaikan di bengkel sekaligus kediaman Fernando sekeluarga.

"Kakak saya (LE) bilang (ke ibu Fernando), kalau terdakwa (Mery) hamil," kata Fernando kepada majelis hakim Yuliarti saat persidangan.

"Mama bilang, 'Kamu (LE) sebagai laki-laki harus tanggung jawab'," sambung Fernando.

Setelah itu, LE menyebut bahwa Mery menuntut sejumlah hal seperti meminta uang untuk pernikahan sebesar Rp 300 juta, meminta bengkel agar diambil alih, meminta agar Fernando sekeluarga meninggalkan bengkel tersebut.

"Keempat, dia (Mery) minta Rp 10 juta per bulan, kelima dia minta mobil dan rumah. Trus dia minta keluarganya dinafkahi juga," papar Fernando.

Baca juga: Kronologi Dokter Hamil Bakar Bengkel di Cibodas, 1 Korban Tewas dalam Kondisi Bersujud

Kronologi kebakaran

Fernando turut menceritakan kronologi saat bengkel sekaligus kediamannya terbakar pada 6 Agustus 2021 sekitar pukul 04.00 WIB.

Pada 6 Agustus 2021 sekitar pukul 04.00 WIB, Fernando menyebutkan bahwa LE dijemput oleh Mery dengan menggunakan mobil.

Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, Mery menelepon ibu Fernando, yakni LI. Terjadi cekcok antara mereka berdua. Namun, Fernando tidak mengetahui penyebab perdebatan tersebut.

Kemudian, sekitar pukul 19.00 WIB, LE tiba di kediamannya usai dijemput oleh petugas bengkel di sebuah hotel di Cibodas, Kota Tangerang. LE menyampaikan bahwa Mery tengah hamil dan menuntut enam hal ke keluarganya.

Setelah itu, LE kembali ke hotel. Pada malam harinya saat LE kembali ke rumah, ia mengatakan bahwa Mery hendak membakar bengkel. Kejadian sekitar pukul 22.30 WIB.

Baca juga: Dokter Hamil yang Bakar Bengkel di Cibodas Sempat Menangis di TKP

"(LE) ke kamar, memberitahu saya bahwa wanita ini, terdakwa, mau membakar bengkel," paparnya.

Tidak lama kemudian, kebakaran tersebut benar terjadi. Fernando sempat memberitahu orangtuanya yang ada di lantai dua bahwa rumah mereka terbakar.

Di tengah kepulan asap, Fernando membawa kakak perempuannya yang bernama Cornelia Fransisca ke balkon di lantai 4.

Kala itu, Fernando mengira bahwa orangtuanya mengikuti mereka di belakang.

"Pas saya di balkon, saya kaget orangtua dan kakak saya (LE) belum ada. Dari balkon, saya ke lantai 3. Di lantai 3 terdengar ledakan, saya tidak jadi turun, balik ke atas," paparnya.

Saat berada di lantai 4, Fernando sempat tersandung. Ternyata, dia tersandung jenazah LE.

Baca juga: Dokter Hamil Minta Duit Nikah Rp 300 Juta Sebelum Bakar Bengkel Keluarga Pacarnya

Fernando mengaku kondisi LE saat itu sudah dalam keadaan kaku dan dalam posisi sujud.

"Seperti bersujud dan sudah kaku," ungkap dia.

Setelah itu, Fernando yang terus berteriak meminta tolong dievakuasi oleh petugas pemadam kebakaran.

Menurut Fernando, tubuh LE tidak dalam kondisi terluka bakar. Namun, kedua orangtuanya mengalami luka bakar yang parah hingga hangus.

Mery menangis di TKP

Fernando mengaku sempat bertemu dengan Mery usai berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran hebat yang menewaskan anggota keluarganya.

"Saat saya dievakuasi turun ke bawah, saya sempat ketemu terdakwa (Mery) di depan tempat kejadian, di depan bengkel," ujarnya kepada majelis hakim.

Baca juga: Hari Ini, Dokter Hamil Pembakar Bengkel di Cibodas Jalani Sidang Pemeriksaan Saksi

Majelis hakim Yuliarti bertanya bagaimana kondisi Mery saat bertemu dengan Fernando.

Dia mengatakan, terdakwa Mery bertanya di mana ayah dan ibu Fernando.

"'(Mery bertanya) di mana mama sama papa', tanya ke saya," sebutnya.

Menurut Fernando, Mery menanyakan hal tersebut sembari menangis.

Setelah itu, Fernando dan kakaknya yang bernama Cornelia Fransisca dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

Cornelia adalah satu-satunya anggota keluarga Fernando yang selamat dalam kebakaran tersebut.

"(Mery) sempat nangis. Setelah itu saya dibawa ke RS," ujar Fernando.

Baca juga: Bakar Bengkel hingga 3 Orang Tewas, Dokter Hamil Didakwa Pasal Berlapis, Salah Satunya Pembunuhan Berencana

Kesaksian dibantah Mery

Mery membantah kesaksian Fernando yang menyebut soal tuntutan-tuntutan itu.

Menurut Mery, dirinya hanya meminta uang pernikahan.

"Pernyataan mengenai tuntutan tidak betul, sebagian tidak betul," tutur Mery.

"Yang betul hanya mengenai total biaya pernikahan Rp 300 juta," imbuhnya.

Mery disebut sempat menjemput LE sekitar pukul 04.00 WIB di kediamannya pada 6 Agustus 2021.

Mery mengaku tidak menjemput LE pada pukul 04.00 WIB, melainkan LE yang menjemput dirinya pada pukul 07.00 WIB.

Setelah mendengar bantahan Mery, majelis hakim bertanya apakah Fernando hendak mengubah kesaksiannya atau tidak.

Fernando menyebut dirinya tetap dengan kesaksiannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com