JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang balap jalanan legal alias street race yang difasilitasi Polda Metro Jaya telah berlangsung di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022).
Kegiatan itu diadakan oleh kepolisian untuk kali pertama.
Ajang yang diikuti 350 joki itu dimulai pukul 11.00 WIB dan rampung pukul 15.00 WIB.
Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai street race perdana tersebut di sini.
Abet Cil (30), salah seorang peserta street race, mengaku senang dapat mengikuti ajang balapan legal ini.
Baca juga: Street Race Polda Metro Jaya Tak Akan Terapkan Sistem Kejuaraan, Ini Alasannya...
Ia mengaku selama ini selalu main kucing-kucingan dengan polisi ketika hendak melakukan balap liar.
"Diselenggarakan Polda ya sangat menarik aja gitu. Karena kan selama ini trek liar semua, kita diudak-udak polisi juga kan. Ternyata sekarang diadain sama Polda untuk event yang resmi," ujar Abet saat ditemui, Minggu.
Untuk ajang balap ini, Abet dan tim telah menyiapkan diri sejak dua hari sebelumnya. Mereka sampai harus bergadang untuk itu.
Abet mengaku tak mempermasalahkan soal hadiah. Polda Metro mengatakan, pemenang street race tidak akan diberi hadiah berupa uang.
Sebab, yang dia lakukan hanyalah sebatas menyalurkan hobi.
Di sisi lain, jika Abet dapat menjuarai ajang ini, nama bengkel yang menggarap motornya dapat melambung. Oleh karena itu, dia berharap bisa menjadi juara di ajang balap liar ini.
Muhammad Syarul (24), pembalap lainnya, turut berharap bahwa dirinya dapat memenangi ajang tersebut.
"Harapannya sih menang ya, buat nama bengkel," tutur dia saat ditemui, Minggu.
Baca juga: Street Race di Ancol Rampung, Polda Metro Jaya Soroti Masalah Ketertiban Penonton
Serupa dengan Abet, Syarul mengaku senang saat kepolisian menggelar ajang lomba balap liar legal.
Sebab, selama ini, dirinya harus "kucing-kucingan" saat melakukan balap liar ilegal.
AKP Rudi Wiransyah dari Ditlantas Polda Metro Jaya, sekaligus panitia street race, menjelaskan bahwa para pembalap yang terbagi atas delapan kelas akan bertanding satu lawan satu alias head to head.
Head to head dilakukan antara pembalap dari kelas yang sama.
Setelah satu kelas selesai, dilanjut balapan dari kelas yang lainnya.
"Kita gilir masing-masing kelas. Habis (selesai) satu kelas, kelas berikutnya, kelas berikutnya. Balapannya satu lawan satu, head to head," urai dia.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebutkan, street race yang diselenggarakan di Ancol tersebut bukan sebatas acara seremonial saja.
Kegiatan ini akan berlanjut di kemudian hari.
"Perlu digarisbawahi, kegiatan ini bukan seremonial. Kegiatan ini akan berkelanjutan," sebut dia, Minggu.
Untuk mewujudkan balapan resmi lainnya, Fadil meminta agar jajaran polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya mencari lokasi balap jalanan legal.
Sementara ini, kata Fadil, pihak yang sudah siap menggelar street race adalah Polres Tangerang Selatan.
"(Polres) Tangerang Selatan sudah siap (menggelar street race). Nanti kita akan akomodir adik-adik (pembalap) ini di wilayah penyangga, seperti di Tangerang Selatan," ucapnya.
Baca juga: Cegah Praktik Judi saat Street Race Ancol, Polda Metro Jaya Siapkan Doorprize
"Nanti saya minta masing-masing polres mencari (lokasi street race)," sambung dia.
Fadil berharap, dengan adanya street race yang diselenggarakan polisi, tak ada lagi balap liar ilegal.
Fadil mengungkapkan, street race selanjutnya akan digelar bulan depan di Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Selain di Serpong, Fadil berharap street race juga dapat digelar di Bekasi dan Cikarang, Jawa Barat.
"Bulan depan rencananya (street race digelar) di Serpong. Doakan di Bekasi dan Cikarang segera bisa dimulai," sebutnya.
Dia mengaku, perluasan area street race legal dilakukan agar tak ada joki yang melakukan balapan liar di jalanan.
Oleh karena itu, adanya balapan yang difasilitasi polisi dapat memunculkan bibit-bibit pebalap motor di Indonesia.
Menurut dia, komunitas roda dua yang ada di DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini sudah cukup besar.
Baca juga: Street Race di Ancol Rencananya Hendak Digelar 2 Kali Dalam Sepekan
Sambodo menyebutkan, ajang balap di Ancol berlangsung dengan lancar.
Meski demikian, Sambodo tak menampik bahwa ada hal yang perlu dievaluasi oleh pihak kepolisian.
Salah satunya adalah masalah ketertiban penonton di lokasi.
"Ya mungkin evaluasinya adalah faktor penonton ya," sebutnya.
"Karena kan penonton sampai maju (ke arah lintasan)," sambung dia.
Agar penonton dapat semakin menjaga ketertiban, kepolisian akan menambah jumlah personel saat ajang serupa kembali dihelat.
Dia melanjutkan, ajang street race itu juga sempat terhenti lantaran hujan yang cukup deras. Setelah sempat terhenti, kegiatan itu terus berlanjut hingga rampung.
Baca juga: Animo Street Race Ancol Tinggi, Masih Ada yang Mau Daftar Saat Kapasitas Peserta Penuh
Syahril, peserta street race Ancol, menyampaikan masukannya untuk Polda Metro Jaya.
Syahril mengungkapkan, permukaan lintasan atau trek yang disediakan penyelenggara seharusnya lebih diperhalus lagi.
Sebab, permukaan trek itu dirasa kurang rata oleh para peserta alias joki motor.
Selain itu, dia merasa bahwa pit stop atau tempat tunggu para joki beserta kendaraannya terlalu sempit.
Ke depan, Syahril berharap polisi dapat menyediakan pit stop yang lebih besar lagi.
Adapun pit stop yang sempit itu membuat timnya dan tim lain harus berdempetan saat menunggu giliran berlomba.
"Buat pit stop-nya agak lebih diperbesar ya. Dempet-dempetan ini sama (tim) yang lain," tutur dia.
Selain itu, nihilnya aliran listrik di pit stop juga menjadi hambatan bagi Syahril dan tim.
Padahal, timnya membutuhkan aliran listrik untuk melakukan beberapa hal, seperti mengisi daya aki motor.
"Tapi, secara kesuluruhan kita udah senang dengan adanya ini, kita bisa tes motor lebih murahlah," ungkap Syahril.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.