JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan kasus baru Covid-19 di Jakarta pada gelombang ketiga yang didominasi varian Omicron telah mengalahkan rekor kasus harian pada gelombang kedua yang didominasi varian Delta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai peningkatan tersebut menandakan kasus Covid-19 terutama varian Omicron, menular semakin cepat.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Depok Melonjak, Epidemiolog Sarankan Tempat Tidur Perawatan Segera Ditambah
"Pertama, kasus baru di Jakarta kemarin pada tanggal 6 Februari sejumlah 15.825 kasus baru. Ini lebih tinggi dibanding puncak kasus baru pada Juli 2022 yaitu 14.619," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/2/2022).
"Jadi kemarin angka kasus Covid harian sudah melampaui puncak kasus harian di bulan Juli. Ini artinya penularan sangat cepat," lanjut dia.
Dilansir dari corona.jakarta.go.id, temuan kasus harian pada 6 Februari 2022 mencapai 15.825 kasus. Jumlah tersebut merupakan kasus positif harian tertinggi yang pernah dialami DKI Jakarta selama pandemi Covid-19.
Pada gelombang kedua, penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi berada di angka 14.619 kasus yang terjadi pada 12 Juli 2021.
Kemudian, kasus berangsur turun pada 13 Juli di angka 12.182, 14 Juli di angka 12.667 dan mulai melandai pada 19 Juli dengan temuan kasus harian mencapai 5.000.
Adapun tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 wilayah DKI Jakarta sempat mencapai 63 persen.
Persentase tersebut berdasarkan data yang disampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Sabtu (5/1/2022).
Baca juga: BOR di Jakarta Lebih dari 60 Persen, Anies: 12 Persen Pasien Bergejala Sedang dan Berat
"Persentase (keterisian ruang) islolasi 63 persen, ICU (intensive care unit) 31 persen," demikian data Pemrov DKI.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu kemarin mencatat ada penambahan 12.774 kasus Covid-19. Jumlah tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terhadap 59.293 orang di Jakarta.
Anies pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, sebab 12 persen dari total pasien Covid-19 di rumah sakit mengalami gejala sedang dan berat.
"Tidak perlu panik kenapa keterisian rumah sakit di Jakarta ini 60 persen. Dari 60 persen itu sesungguhnya yang berat dan sedang jumlahnya 12 persen," kata Anies, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/2/2022).
Berdasarkan data tersebut, Anies menilai penularan Covid-19 terutama dengan adanya varian baru Omicron cepat tetapi cenderung tidak berbahaya.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Jakarta Lampaui Puncak Gelombang Kedua, Anies: Penularan Sangat Cepat
Kendati demikian, ia tetap meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjauhi kerumunan. Kemudian, menghindari kerumunan, tidak bepergian apabila tidak ada kepentingan serta melakukan aktifitas di secara virtual.
"Nah tidak panik artinya bila terpapar, positif, lihat gejalanya kalau perlu datangi fasilitas kesehatan. Bila gejalanya ringan atau tanpa gejala sekalipun maka lakukan isolasi mandiri di rumah," ucap Anies.
Adapun sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota mengalami penurunan. Menurut dia, saat ini BOR sebesar 62 persen sebelumnya BOR di DKI mencapai angka 63 persen.
"Terkait rumah sakit ada peningkatan jadi 62 persen, sebenarnya turun karena kemarin 63 sekarang dari 5.818 yang disiapkan terpakai 3.631," kata Riza, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/2/2022).
Kini Pemprov DKI Jakarta bersiap melaksanakan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dikembalikan ke level 3.
Saat ini, kata Anies, DKI Jakarta sedang menunggu instruksi resmi dari Menteri Dalam Negeri terkait dengan pembatasan PPKM Level 3.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak, Anies Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas
"Kita masih menunggu instruksi resmi Mendagri, dari instruksi resmi Mendagri itu akan ada pembatasan-pembatasan dan kita akan laksanakan pembatasan itu," ucap Anies dalam rekaman suara, Senin (7/2/2022).
Anies mengatakan, beberapa yang sudah dipastikan ada pengurangan jumlah bekerja dari kantor. PPKM level 3 berarti orang yang melakukan mobilitas menjadi berkurang.
"Dengan jumlah orang pekerja berkurang, maka mobilitas penduduk juga berkurang dan itu diharapkan bisa menjadi (cara) pengendalian," ujar dia.
Sebagai informasi, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta hampir menyentuh satu juta kasus, tepatnya di angka 993.652 kasus per 7 Februari 2022. Sementara itu, angka kasus aktif kini sebanyak 74.535 kasus.
Pasien sembuh bertambah 5.328 sehingga total pasien sembuh dari Covid-19 yakni 905.285 orang. Untuk kasus fatal bertambah 38. Dengan demikian, total kasus kematian akibat Covid-19 di Jakarta kini 13.832 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.